Lompat ke konten

First-timer, Turgo

First-timer, Turgo

Kegiatan di Desa Turgo pada Minggu, 21 Agustus 2016 mengawali kontribusi saya sebagai jendelist setelah bergabung dengan Jendela Jogja. Sebagai first-timer, tentu banyak hal baru yang saya temukan. Berbeda dari minggu-minggu tipikal saya biasanya, hari Minggu kemarin menjadi hari produktif yang tentunya positif bagi saya pribadi. Sedari pagi pukul 08.00 kami berkumpul untuk kemudian berkendara  menuju desa binaan Turgo yang konon katanya berada di lereng Merapi. Benar saja, perjalanan melalui jalan pedesaan yang berkelok-kelok  kami tempuh selama kurang lebih 45 menit.

jendelajogja-di-turgo1-210816 Setibanya disana, sekitar 20 anak  telah menunggu di halaman balai tempat kami akan menyelenggarakan kegiatan hari tersebut. Pada awalnya saya optimis dan tentunya berharap dalam hati bahwa anak-anak di desa ini akan menyambut kami dengan antusiasme tinggi seperti layaknya gambaran relawan pengajar anak-anak yang  biasa muncul di film dan acara televisi, namun pada kenyataannya sejak awal sebagian dari mereka tampak ogah-ogahan  dan mencoba melakukan tawar menawar mengenai permainan yang akan dilakukan serta waktu agar tidak terlalu lama, juga tentang panasnya matahari pada hari itu yang menjadi salah satu alasan malasnya mereka mengikuti permainan yang memang kami laksanakan di luar ruangan. Well, awal yang cukup mengagetkan bagi saya dan mungkin juga bagi teman-teman jendelist baru lainnya.

Masih dalam suasana peringatan hari kemerdekaan, hari itu kami mengadakan beberapa perlombaan yang mana membagi mereka ke dalam lima kelompok kecil. Permainan yang dilaksanakan antara lain memasukkan paku  ke dalam botol, estafet balon, tebak kata, serta kapal karam. Meskipun diawali dengan antusiasme yang kurang dari sebagian anak, toh semua permainan yang telah kami persiapkan tetap berjalan baik, dengan beberapa penyesuaian tentunya. Untuk sebuah awal, kegiatan pada 21 Agustus kemarin tidaklah buruk. Kami sebagian jendelist baru yang bergabung dapat mengenal karakter anak di desa binaan Turgo, sehingga kedepannya akan bermanfaat dalam penyusunan program yang sekiranya sesuai untuk diterapkan disana.  jendelajogja-di-turgo2-210816Beberapa pelajaran juga dapat kami ambil dari permainan yang terlaksana, misalnya dari permainan tebak kata, kami mendapati bahwa pengetahuan anak-anak Turgo mengenai jenis profesi masih terbatas, hanya beberapa seperti petani dan guru yang umumnya mereka hafal di luar kepala. Berangkat dari sini dapat menjadi pekerjaan rumah bagi kita kakak-kakak jendelist untuk memperkenalkan luasnya bidang dan jenis profesi yang ada bagi anak-anak di desa binaan Turgo, karena bagaimana bisa kita berharap mereka menggantungkan cita-citanya setinggi langit, jika mereka bahkan tidak mengenali profesi apa saja yang ada di luar sana.

 

Oleh : Aida Hartono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *