Lompat ke konten

Aku Cuma Rindu, Itu Saja

Siang ini kami sepakat menepi sejenak dari hiruk pikuk kepenatan kota menuju Taman Baca Turgo yang merupakan salah satu desa binaan Komunitas Jendela Jogja dengan berbekal beberapa buku cerita, kertas lipat, alat pewarna, dan sedikit mainan.

Taman Baca Turgo atau Desa Binaan Turgo

Taman Baca Turgo atau Desa Binaan Turgo Taman Baca Turgo atau Desa Binaan Turgo

Sama seperti beberapa waktu ini, di desa binaan Bantul, kami hanya berniat mengisi bimbingan belajar untuk adik-adik di desa binaan Turgo. Hanya sedikit yang berubah di tempat ini, rak perpustakaan yang berantakan, buku-buku yang mulai berdebu, spanduk yang memudar, tapi tidak dengan semangat taman baca ini. Keramahan Ibu Turgo pun masih sama, beliau menceritakan semangat beberapa adik-adik untuk tetap datang ke taman baca ini, meskipun belum banyak dari kami yang mengusahakan untuk datang ke taman baca ini. Dimulai dari beberapa adik, datang beberapa lagi, memang tidak sebanyak adik-adik di desa binaan Bantul atau Ngemplak. Tapi semangat mereka untuk datang cukup membuat kami bahagia telah menyempatkan beberapa jam berbagi bersama mereka.

Suara tulus seorang relawan mengalahkan baliho sebesar apapun (Anies Baswedan)

Bimbingan belajar dimulai, ada yang mengerjakan PR Bahasa Jawa, PR Kewarganegaraan, PR IPS, PR Matematika, dan PR Agama. Meskipun adik-adik yang SMP sudah bisa mengerjakan PRnya sendiri, mereka tetap datang ke taman baca ini. Sesekali membantu bimbingan belajar untuk adik-adik yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Setelah selesai, kami hanya sekedar bermain origami bersama, membentuk beberapa origami dari contoh di buku yang ada di taman baca ini.

Adik-adik sedang bimbingan belajar
Adik-adik sedang bimbingan belajar
Bermain origami bersama
Bermain origami bersama

Di sela-sela kehadiran kami di taman baca ini, ada perbincangan tentang kerinduan mereka pada kami.

“Mbaknya yang lucu nanti nyusul?”

“Dulu awal-awal kan mas sama mbaknya banyak banget. Sekarang kok cuma satu dua?”

“Mas baik hati kemana? Dulu sering banget kesini”

“Masnya yang usek-usek bathok?”

“Mbaknya yang sabar ngajarin ngelem?”

Siapapun kamu mbak yang lucu, mas yang baik hati+berkaca mata+ganteng, masnya yang usek-usek bathok, mbak yang sabar ngajarin ngelem. Lihatlah, mereka merindukanmu. Tidak kah kamu juga merindukan mereka?

Mungkin tulisan ini hanya sekedar cerita pengalaman kami kembali ke Turgo, mungkin ini hanya sekedar bimbingan belajar, mungkin ini hanya sekedar beberapa anak, mungkin ini hanya sekedar bermain origami. Tapi, tidak kah kamu rindu untuk sekedar kembali ke taman baca ini? Dan mencoba untuk kembali jatuh cinta?

Mereka akan tetap disini. Menunggumu. Meskipun kamu belum bisa datang, meskipun buku-buku yang kamu tinggalkan sudah hampir semua mereka baca, meskipun debu di buku semakin menebal, dan meskipun spanduk semakin memudar. Mereka akan tetap sabar merindukanmu dan menunggumu.

Tidak rindukah kamu membaca bersama kami?
Tidak rindukah kamu membaca bersama kami?

Dariku yang juga rindu berbagi kebahagiaan bersamamu

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *