Pada perjumpaan senja dan petualang
Tersimpan rapi, lembar-lembaran memoar
Bersama udara yang dibelah lokomotif kereta
Telinga kami, diindahkan senyum tawa mereka
Sebentuk bahagia itu,
Kami tukar dengan secangking mimpi
Berbagi, istilah populernya..
Dan itu menjadi bagian sederhananya,
sebelum kereta dan kelakarnya
ikut terbelah di barat daya
Hilang..
Tiada jejak..
Seperti tangisan bayi
yang dibungkam tidur pulasnya,
Sedang ibunda merengek kelelahan di pangkuan.
Aku baru mengerti
Saat suara-suara mereka datang lagi
Menggaung di daun telingaku dan berbisik…
Mimpi adalah angin yang ingin menghempas
Mungkin saja diantara kita ada yang pernah bermimpi menjadi ratu,
atau raja..
Yang terbawa hingga sekarang,
Seakan merintih,
padahal membungkam tangisan-tangisan sebelumnya
Suara mereka datang lagi,
menjelma potretku di masa lalu
Membawaku kini
pada masa yang tak pernah kutahu
Demikianlah, cara senja berpisah.
Meninggalkan sajak petualang
yang tak pernah ingkar janji
Kecuali pada janji yang ia buat untuk dirinya sendiri.
10 Juni 2017
Tanpa Nama