[Quote of the day]
“Disiplin bukan musuh dari antusiasme.”
– Joe Clark (Morgan Freeman [starring], Lean On Me, 1989)
***
Joe Clark (Morgan Freeman) adalah seorang guru yang juga menjadi kepala sekolah di sebuah sekolah dasar. Hidupnya berubah ketika ia mendapat tugas menjadi kepala sekolah di Eastside High School (selanjutnya, Eastside). Perjalanannya dalam mendidik tertuang dalam film Lean On Me, film yang dirilis pada 3 Maret 1989 yang iadaptasi dari biografi dan kisah nyata dari Joe Clark, salah satu kepala sekolah menegah di New Jersey, Amerika Serikat.
Eastside merupakan sekolah yang sedang mengalami keterpurukan. Kondisi buruk tersebut disebabkan oleh obat-obatan terlarang dan kekerasan. Ditambah lagi, mayoritas murid sekolah tersebut tidak bisa melewati ujian kemampuan dasar. Hal tersebut mengakibatkan munculnya ultimatum yang berisi pengambilalihan Eastside oleh negara jika tidak mampu meluluskan 75 persen murid pada ujian kemampuan dasar. Keadaan tersebut memberikan PR besar bagi seorang Joe Clark.
Revolusi Kondisi
Crazy Joe, julukan lain Joe Clark, mengubah keadaan sekolah secara radikal. Menurutnya, disiplin bukan musuh dari antusiasme. Dalam keadaan darurat, demokrasi tidak lagi cocok digunakan sehingga pengambilan keputusan secara cepat dan tepat ala diktaktor menjadi pilihan yang diperlukan. Kata-kata tersebut disampaikan ketika Joe Clark memimpin rapat di ruang rapat guru Eastside. Lalu, ia meminta guru-guru yang berada di ruang tersebut menuliskan murid-murid yang bermasalah.
Selanjutnya, murid-murid dikumpulkan di hall pertemuan. Beberapa guru mengkondusifkan suasana dan lainnya memegang kertas sembari memanggil nama-nama murid yang bermasalah untuk naik ke atas podium. Joe Clark datang memasuki hall dan berjalan menuju podium. Ia mengambil mic dan mulai berbicara mengenalkan diri. Ia juga menjelaskan alasan mengapa ada 300 murid dipanggil untuk naik ke podium. Di antaranya karena murid-murid tersebut terkena kasus narkoba dan troublemaker di Eastside. Setelah menjelaskan alasan tersebut, Joe Clark mengeluarkan 300 murid tersebut. Kegaduhan pun terjadi di atas podium, namun staf keamanan sekolah dengan sigap merapikannya.
Setelah kejaian drop out masal itu, pihak Eastside mengadakan pertemuan dengan seluruh wali murid. Salah satu wali murid, Leonna Barrett (Lynne Thigpen), memprotes keputusan Joe Clark. Namun Joe Clark tidak kehabisan kata, ia berdalih mengeluarkan 300 orang untuk menyelamatkan 2.700 murid lainnya agar tidak terkontaminasi.
Mengajar dan Mendidik
Di pagi harinya, Joe Clark bertemu dengan Sams (Jermaine Hopkins) di depan pintu sekolah. Sams berkata bahwa ia adalah salah satu dari 300 murid yang dikeluarkan. Ia juga berkata bahwa terjadi kesalahan pemberian hukuman pada dirinya. Namun Joe Clark tidak percaya dan langsung mengecek catatannya. Tetapi setelahnya, Joe Clark tetap mengeluarkan Sams. Seketika Sams menangis memohon kepada Joe Clark. Selanjutnya, Joe Clark mengajak Sams dan menanyakan kesalahan Sams. Akhirnya Sams mengaku bahwa ia pernah menghisap ganja. Joe Clark langsung menyuruh Sams untuk melompat dari atap tapi Sams tidak mau dan tetap menangis. Joe menjelaskan dengan tegas persamaan antara melompat dari atap dengan menghisap ganja, sama-sama mengarahkan pada kematian, yang membedakan hanya cepat dan lambat. Saat itu, Sams berjanji untuk tidak mengulanginya lagi dan Joe Clark memegang janji Sams. Jika Sams mengulangi kesalahannya lagi, maka Joe tak segan-segan mengeluarkannya dari Eastside.
Benar saja, pada hari yang sama, Sams melakukan keonaran di kantin. Joe Clark mengetahui kejadian itu dan langsung mendekati rombongan Sams. Joe Clark memberi perintah kepada mereka untuk menyanyikan mars Eastside dan meminta tiada seorang pun di kantin boleh bergerak saat mars itu dinyanyikan. Tapi Sams dan teman-temannya tidak bisa menyanyikannya. Di waktu yang sama, Mr. Larry Darnell (Michael Beach), guru bahasa Inggris Eastside, mengambil sampah ketika Sams dan teman-temannya berusaha menyanyikan mars Eastside. Dengan cepat, Joe Clark menegur dan memberinya sanksi skorsing kepada Larry Darnell.
Mengetahui beberapa muridnya tidak bisa menyanyikan mars Eastside, akhirnya Joe Clark menemui Mrs. Elliot (Robin Bartlett) dan memintanya untuk mengajarkan semua murid agar bisa menyanyikan mars sekolah tersebut. Mrs. Elliot menolak untuk mengajarkan dengan segera karena akan berfokus pada konser besar tahunan. Mendengar penolakan tersebut, Joe Clark merasa kepentingannya dinomorduakan. Keduanya pun berdebat dan akhirnya dalam keadaan marah Joe Clark teriak memecat Mrs. Elliot. Lalu Joe Clark kembali ke ruang kepala sekolah. Setibanya disana, Mr. Darnell telah menunggu dan memohon untuk tidak diberikan skorsing karena kesalahan kecilnya. Namun Joe Clark tak mau mendengar alasan tersebut. Dengan rasa emosi, Mr. Darnell membentak dan membanting meja kepala sekolah dan lantas pergi dari ruang tersebut.
Di hari selanjutnya, sekolah berjalan seperti biasa. Pada waktu itu, terdapat tamu yang mengunjungi Eastside untuk melihat karya-karya murid berprestasi. Joe Clark bangga dengan hal itu. Namun di sisi lain, terjadi kegaduhan di dekat kantin. Terlihat preman masuk sekolah dan memukuli salah satu siswa Eastside. Ketika staf keamanan sekolah dan Joe Clark datang, seketika preman tersebut tergesa-gesa pergi. Staf keamanan mengepungnya, namun preman tersebut malah menodongkan pisau lipat ke arah Joe Clark. Dengan tenang, Joe Clark mengatasinya dengan mengambil pisau tersebut dan memukul dagu preman tersebut. Dengan sigap, staf keamanan membekuk tangan preman tersebut. Setelah kejadian tersebut, Joe Clark mengumumkan bahwa seluruh pintu sekolah harus dijaga ketat, jika perlu di rantai gembok.
Keputusan tersebut memunculkan pro dan kontra. Salah satu pihak yang kontra adalah kepolisian. Keputusan Joe Clark dianggap menyalahi aturan, khususunya kode etik emergency situation. Apa yang dilakukan oleh Joe Clark dianggap bisa mempersulit petugas pemadam kebakaran untuk masuk ke Eastside. Joe Clark beserta beberapa guru menjelaskan kepada kepala kepolisian. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi anak didiknya dari preman-preman pengedar narkoba masuk ke sekolah mereka. Pihak kepolisian tidak terima, namun Joe Clark tak mau mendengar perdebatan mereka akhirnya pergi masuk gedung sekolah.
Dimulai dari yang Sederhana
Di waktu jam belajar, Joe Clark mengetahui Sams dan teman-temannya membolos di kantin. Akhirnya mereka dihukum untuk menyanyikan mars Eastside. Awalnya Sams ragu untuk menyanyikan lagu tersebut. Namun dengan Joe Clark tetap menyuruh mereka untuk bernyanyi., akhirnya mereka bernyanyi dengan nada atau cara yang tidak biasa. Joe Clark membawa Sams dan teman-temannya ke ruang latihan choir. Ia mengkonfirmasi apakah benar Mrs. Power (Sandra Reaves-Phillips), salah satu guru menyanyi Eastside, yang telah mengubah cara bernyanyi mars Eastside. Mrs. Power membenarkan karena cara menyanyi mars seperti biasanya bagi murid-murid terasa membosankan. Akhirnya, Joe Clark menyetujui gaya menyanyi mars Eastside yang diajarkan oleh Mrs. Power dan memintanya untuk mengajarkan dengan bahasa Spanyol.
Setelah dari ruang latihan choir, Joe Clark kembali ke ruang guru. Ia mendapatkan surat laporan hasil tes try out ujian kelulusan dasar. Hasilnya sangat mengecewakan, hanya 33 persen muridnya yang lulus. Padahal batas kelulusan minimal harus 75 persen. Melihat hal tersebut, Joe Clark memacu terus kemampuan muridnya hingga maksimal. Mendekati hari ujian kelulusan dasar, Joe Clark mengumpulkan seluruh siswanya dan memotivasi mereka agar sunguh-sunguh dalam mengerjakan ujian kelulusan dasar. Semangat para murid dan guru-guru berkobar ketika Mrs. Power mengajak bernyanyi bersama.
Menjelang pengumuman hasil ujian kelulusan dasar, Joe Clark sebagai kepala sekolah tersandung masalah, yakni dianggap melanggar kode etik pemadaman karena merantai gembok pintu sekolah. Malamnya di ruang peradilan, sedang terjadi penentuan status Eastside apakah diambil alih Dewan Pendidikan atau tidak. Joe Clark tidak mampu berbuat apapun karena ia masih berada di dalam penjara. Pada forum tersebut muncul perdebatan, para guru setuju dengan keputusan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah Clark.
Di luar gedung, para murid Eastside berunjukrasa meminta pembebasan Joe Clark. Semua murid berteriak “bebaskan Mr. Clark” dan tidak ada satu pun orang yang bisa menenangkan mereka. Akhirnya, Walikota meminta Joe Clark untuk menenangkan murid-muridnya. Joe Clark meminta agar mereka pulang dan biarkan semua berjalan sesuai hukum yang berlaku. Tanpa disadari, Mrs. Levias (Beverly Todd) datang membawa surat hasil laporan ujian dasar. Hasilnya menggembirakan bahwa seluruh siswa lulus dalam ujian tersebut. Dengan demikian, Joe Clark akan tetap menjadi Kepala Sekolah Eastside dan negara tidak perlu mengambil alih manajemen sekolah itu. Film Lean On Me ini diakhiri dengan selebrasi para siswa dan guru dengan menyanyikan lagu mars Eastside secara bersama.
Gaya Kepemimpinan Joe Clark
Setiap orang memiliki cara memimpin yang khas. Berbicara soal gaya kepemimpinan bisa dilihat dari berbagai segi. Dalam film Lean On Me ini, Joe Clark memimpin dengan menggunakan seluruh wewenang kekuasaanya secara mutlak. Gaya kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Kepala Sekolah Eastside tersebut bisa dibilang termasuk dalam jenis pemimpin yang otokratis. Pemimpin otokratis memiliki dua ciri-ciri, di antaranya, yakni: pertama, pemimpin otokratis akan mengatakan apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipatuhi, dan apa yang dilarang. Kedua, pemimpin otokratis sering menjual gagasan dan cara kerja kepada orang yang dipimpinnya. Ciri-ciri yang kedua ini membuat pemimpin otokratis selalu menyodorkan rumusan masalah beserta solusinya sekaligus sehingga orang yang dipimpinnya tinggal melaksanakan rencana yang telah disusunnya (A.M. Mangunhardjana, 1976).
Gaya kepemimpinan otokratis dirasa menjadi pilihan tepat pada situasi kondisi yang kritis. Gambaran tersebut yang coba disajikan pada film Lean On Me ini. Meski terhitung termasuk dalam jajaran film lawas, nampaknya Lean On Me layak menjadi daftar tonton para Jendelist sekalian. Terlebih bagi kawan-kawan yang sedang ingin mempelajari seluk beluk kepemimpinan.
[IE, Kotabaru]