Lompat ke konten

Kerinduanku pada Komunitas Jendela Malang

Halo Jendelist! Mohon izin memperkenalkan diri ya, namaku Imam Azizun, saat ini berusia 22 tahun, berasal dari Denpasar, Bali yang telah lulus dari salah satu perguruan tinggi di Kota Malang, Jawa Timur. Pada Peringatan “Sedasa Berbagya” kali ini aku akan sharing mengenai pengalamanku selama berada di Komunitas Jendela Malang.

Pada awalnya aku bergabung dengan komunitas ini karena ketidaksengajaan melihat akun sosial medianya di instagram. Hanya dengan modal rasa penasaran dan keisengan belaka akupun memberanikan diri untuk bertanya bagaimana agar aku dapat bergabung dengan komunitas ini, karena aku ingin mengenal lebih dalam tentang dunia kerelawanan sekaligus dapat menambah jaringan yang lebih luas lagi.

Setelah dizinkan untuk bergabung, aku merasa senang kali, teman-teman sangat ramah dan terbuka dalam menyambut aku dan para relawan baru lainnya. Kemudian terdapat kegiatan rutin yang biasa dilakukan pada hari Selasa pada acara “Selasa Jendelist” yaitu kegiatan hang-out bareng seluruh anggota komunitas yang dapat meluangkan waktunya untuk hadir tidak hanya sekedar untuk bertatap muka semata tetapi juga membicarakan topik mengenai agenda-agenda apa saja yang akan dilakukan Komunitas Jendela Malang selanjutnya.

Aku pada awalnya sangat pendiam dan pemalu, tetapi dengan adanya kegiatan tersebut aku jadi merasa semakin lama semakin berani untuk berbicara, mengemukakan gagasan atau pendapat demi terwujudnya kesuksesan kegiatan-kegiatan di Komunitas Jendela Malang. Sekecil apapun kontribusi yang diberikan aku percaya pasti akan membawa kebermanfaatan dan keberkahan lebih luas lagi. “How can we create a perfect solution by learning, understanding, and appreciating each other”.

Kegiatan pertama yang aku ikuti adalah berkunjung ke SLB Tamima Mumtaz pada Minggu, 10 Maret 2019. SLB Tamima Mumtaz merupakan Sekolah Luar Biasa binaan Yayasan Pendidikan dan Sosial Hardika Bakti yang terletak di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Ternyata disana adalah agenda terakhir yang dilaksanakan Komunitas Jendela Malang, karena sebelum aku bergabung dengan komunitas ini para relawan telah menjalankan program bermain dan belajar secara terjadwal yang berlangsung cukup lama. Pada saat berkunjung ke sana, aku merasa senang sekali, bertemu dan mengenal lebih dalam dengan teman-teman di sana, pada siswa/i sekolah dasar yang selalu ceria dan antusias saat diajak bermain dan belajar.

Hatiku terenyuh ketika melihat mereka walaupun dalam kondisi yang ‘berbeda’ seperti manusia pada umumnya, mereka benar-benar tetap berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak, semangatnya dalam belajar, membaca buku, mereka berjuang lebih keras dari pada kita manusia pada umumnya. Mereka tetap semangat untuk mewujudkan cita-citanya. Hal tersebut membuatku terharu dan harus senantiasa bersyukur. Bersyukur atas apa yang dimiliki dan yang belum dimiliki.

Sejatinya, dengan banyak bersyukur kita akan hidup bahagia. Seperti pada laman instagram nya mereka mengatakan tidak ada produk yang gagal, kita semua sama, kita anak istimewa. Hal tersebut sangat benar karena “You are YOU, You are worthy, you are unique, and you are confidently beautiful inside and outside”.

Kegiatan kedua yang pernah ku jalani yaitu Penerimaan Keluarga Baru Relawan Komunitas Jendela Malang yang dilaksanakan pada Minggu, 7 April 2019 bertempat di Oase Cafe dihadiri oleh pembicara yang sangat luar biasa bernama Mas Eko yang merupakan Pendiri Perpustakaan Anak Bangsa dan didampingi oleh Mas Ary selaku Ketua Umum Komunitas Jendela Malang 2018.

Aku merasa sangat terinspirasi dapat menghadiri acara tersebut karena mendapatkan ilmu baru yang luar biasa mahal tentunya mengenai perkembangan pendirian perpustakaan dan taman belajar yang didirikan oleh Mas Eko dengan segudang prestasi yang luar biasa hingga tingkat nasional. Hal tersebut menginspirasiku untuk selalu senang membaca buku dan dapat menceritakan isi buku dengan rajin atau konsisten tidak hanya di perpustakaan saja tetapi dimanapun dan kapanpun berada.

Selanjutnya membahas topik mengenai sepak terjang Mas Ary di Komunitas Jendela Malang, beliau menjelaskan bagaimana sejarah awal terbentuknya, kemudian visi misi apa saja yang komunitas ini emban hingga berakhir dengan penampilan-penampilan yang sangat seru dan menghibur dari teman-teman dan penutupan. Aku dan para relawan baru lainnya diharapkan dapat berembuk, bergerak, belajar, dan bertumbuh bersama menjadi api penggerak Komunitas Jendela Malang dimulai dari langkah kecil dengan menyatukan niat dan sumbangsih yang terbaik.

Kegiatan ketiga yang kujalani yaitu Buka Puasa Bersama dengan Panti Asuhan Al – Ikhlas Wagir pada 23 Mei 2019. Dalam rangka menjalani bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan aku dan teman-teman turut serta dalam kegiatan ini. Acara dimulai dengan pembukaan, mini games, penampilan story telling dengan boneka tangan dari tim Buber Malang, hingga mengaji bersama sekaligus tausiyah kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Acara berlangsung dengan lancar dan khidmat, hatiku terketuk agar dapat senantiasa dapat berbagi atau bersedekah dengan sesama. Bukan berapa nominal yang dikeluarkan, tetapi rasa ikhlas dan keberkahan dari-Nya yang tak ternilai harganya.

Entah mengapa dengan saling berbagi, aku menemukan kebahagiaan yang tak hanya dirasakan oleh diriku sendiri tetapi juga sekitar. “I believe that happiness is when all the things that we put into our lives, the people we love put into our lives are parents, are surroundings, we collect them and we spread them around. When I feel like in my life I have a lot of blessings, that I can not take a count for myself a lot of blessings I feel like  I don’t deserve them and I feel like maybe is because those blessings are not for me but those blessings are given to me because its supposed to be spread around through me and I’m able to analyze that blessings for other people that gives meaning of life and I believe that’s the true meaning of happiness.” – Putu Ayu Saraswati.

Kegiatan terakhir yang ku jalani adalah Nobar Bahagia yang diadakan pada Minggu, 4 Agustus 2019. Nonton bareng bahagia ini dilakukan bersama Panti Asuhan Al Ikhlas di Moviemax Dinoyo Malang. Kami menonton film “The Lion King”. Mengapa menonton film  ini? karena selain ramah terhadap anak-anak, pemutaran film ini juga mengajarkan kita untuk mempunyai tanggung jawab yang tinggi dan keberanian, selain hal tersebut, film ini mengajarkan apa sesungguhnya arti pertemanan atau persahabatan serta mengajarkan kita untuk tidak boleh iri hati dan serakah, sehingga diharapkan melalui tayangan film ini dapat memberi pesan moral yang sangat baik terhadap teman-teman dari Panti Asuhan Al-Ikhlas dan dapat mengaktualisasikan hal tersebut di kehidupannya masing-masing.

Setelah berakhir, kami melanjutkan untuk makan siang bersama dan foto bersama. Semoga acara hiburan yang kami berikan walau sedikit dapat bermanfaat untuk teman-teman dan dapat menjadi semangat baru untuk memulai aktivitas berikutnya. Semangatttttt teman-teman semua!.

Sayangnya, perjalananku di Komunitas Jendela Malang terhenti sampai disini saja karena terjadi Pandemik COVID-19 pada awal tahun 2020 hingga sampai saat ini. Kesedihan dan kerinduan yang sangat luar biasa bagiku karena telah nyaman dengan keluarga baruku. Kegiatan yang mungkin dapat dibilang sedikit telah mengajariku banyak hal, terlebih lagi tentang kehidupan ini. Aku yang berusaha untuk selalu memanusiakan manusia seperti yang dikatakan oleh Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Sam Ratulangi mengatakan ‘Si Tou Timou Tumou Tou”  yang artinya kita sebagai manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah memanusiakan manusia.

Mungkin dengan perjalanan di sini aku berusaha untuk mewujudkan petuah tersebut dengan silih asah, silih asih, dan silih asuh. Aku, perlahan-lahan berubah menjadi pribadi yang lebih peka akan sekitar, yang berusaha untuk menyempatkan diri untuk selalu berbagi terhadap sesama, dan semakin untuk selalu menghargai terhadap sesama tanpa membeda-bedakan. Bagaimana kita dapat bermanfaat kepada orang lain di sekitar kita dan bagaimana kita tetap selalu bersyukur atas segala cobaan atas jatuh dan bangunnya kita. Karena sejatinya hal tersebut yang akan menjadikan kita orang yang sukses. Orang yang sukses yang selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selamat 1 Dekade untuk Komunitas Jendela “Sedasa Berbagya”. 10 tahun perjalanan bukan suatu hal yang mudah untuk dilalui, segala perasaan tercampur aduk tak terkira. Semoga semakin jaya dan semakin luas dalam menebar kebermanfaatan lainnya. Terima kasih kuucapkan khususnya pada Komunitas Jendela Malang dan Komunitas Jendela pada umumnya. Salam Jendelist!

(Imam Azizun, Jendelist Malang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *