Lompat ke konten

Caraku Menghilangkan Penat di Tahura Lampung

Oleh: Agnesti Setiyo R.

Bandar Lampung, 19 September 2022, adalah pertama kali saya menginjakan kaki di kota ini karena mendapatkan penempatan kerja di sini. Kala itu kehidupan saya hanya terbatas pergi ke kantor, ke supermarket dan pulang ke kosan,. apalagi saya tidak tahu banyak tempat di sini,  sungguh membosankan.

Dulu saya memiliki keinginan untuk bergabung dalam sebuah organisasi atau komunitas mengajar bagi anak-anak yang membutuhkan. Tetapi mungkin saat itu Allah belum mengizinkan. Hingga akhirnya mulai terpikirkan bahwa sepertinya hidup disini sungguh monoton. Maka dari itu, selain ingin mencari kegiatan lain, saya juga ingin menjadi manusia yang bermanfaat.

Jari-jemari yang berselancar di Instagram kala itu mengantarkan saya pada sebuah komunitas. Komunitas itu bernama Jendela Lampung. Komunitas dengan nama yang pernah saya lihat saat di Yogyakarta. Ternyata memang komunitas ini tergabung dalam satu nama Komunitas Jendela. Tanpa pikir panjang, ketika ada pendaftaran relawan, saya memutuskan untuk bergabung. Walaupun saat awal-awal, ada saja halangan untuk mengikuti setiap kegiatannya. 

Saya mencoba menyempatkan diri untuk berpartisipasi, setelah sekian kegiatan yang terlewatkan. Kala itu, 25 November 2022 di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdul Rachman terdapat kegiatan untuk relawan baru. Kegiatannya menyenangkan. Saya bertemu banyak teman baru dan pengalaman yang baru tentunya. Saya juga masih ingat bagaimana pertama kali mencoba rasa air nira. Kakak-kakak di sana juga sangat terbuka dengan orang-orang baru. Tapi sayangnya saat itu saya tidak bisa mengikuti acara sampai selesai dikarenakan  harus lembur dan menyelesaikan pekerjaan di kantor.

Acara di Tahura itu adalah awal saya resmi mengikuti komunitas ini. Jendela memiliki dua acara rutin yaitu kopi darat (kopdar) yang biasanya dilakukan di hari Jumat. Kopdar dilakukan untuk membahas program dan materi apa yang akan diajarkan untuk adik- adik di Bakung.  Acara yang kedua, tentu saja acara utama untuk belajar dan bermain bersama adik-adik di Rumah Baca Jendela yang berada di area TPA Bakung setiap hari Minggu. 

Awalnya saya bingung  harus melakukan apa, karena saat itu ternyata saya sudah hadir lebih dulu dari relawan lain. Namun lambat laun, saya mulai belajar dengan memperhatikan apa yang dilakukan relawan lainnya. Kegiatan di Rumah Baca sungguh menenangkan hati, saya sejenak bisa diajak kabur dari penatnya rutinitas.

Tujuan awal saya mengikuti komunitas ini adalah  ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain walaupun sedikit, saya membutuhkan kegiatan lain selain bekerja di kantor. Kebetulan saya juga menyukai anak- anak, jadi ikut dalam komunitas mengajar adalah hal yang tepat bagi. Namun ternyata, hal yang saya dapatkan dari Komunitas Jendela lebih dari yang dapat dibayangkan. Disini, saya mendapatkan banyak teman baru, pengalaman baru, tahu tempat-tempat baru, dan yang paling penting merasakan ‘keluarga baru’.

Mungkin agak sedikit sombong apabila dikatakan saya sebagai orang yang bermanfaat karena berbagi. Tetapi waktu dan tenaga yang saya berikan tidak sebanding dengan apa yang saya dapatkan dari Jendela. Saya sangat bersyukur karena Allah mempertemukan saya dengan Komunitas ini. Semoga bagi yang membaca cerita ini bisa menemukan komunitas terbaik yang selain bisa membuat nyaman tapi juga berkembang serta belajar menjadi manusia yang bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *