Oleh: Nurul Atika R.
Minggu, 9 Oktober 2022
Kala itu, kami para relawan Jendela baru saja selesai berkegiatan di Rumah Baca Jendela Lampung. Bagaikan angin musim panas di badai musim salju, dua insan tiba-tiba muncul di Rumah Baca kami. Angin musim panas itu menuturkan kalimat yang sangat kami – para relawan – sukai. “Halo, kami ingin berdonasi disini. Ada kontak yang bisa kami hubungi?” Dengan penuh keterkejutan sambil mencoba menapakkan kaki di atas tanah, kami mencoba merespon tuturan mereka. Dan begitulah, kisah manis ini bermula.
Setelah pertemuan yang tidak terduga tersebut, kami memulai pembicaraan yang lebih mendalam dan mendetail. Singkat cerita, ternyata kebaikan ini datang dari negeri di sebrang, Malaysia. Keberadaan yang cukup jauh ini membuatku terkejut. Yang mana tidak pernah terbayangkan bahwa mereka akan menemukan dan memilih Komunitas Jendela Lampung sebagai tempat mereka untuk menanam bekal perjalanan terakhir mereka kelak.
Dengan seksama aku mendengarkan penjelasan yang dituturkan. Dan aku sampai di satu titik dimana aku tersadar bahwa two beautiful things that share the magnificent beauties will eventually cross the path. Bagaimanapun, pada akhirnya, tujuan kami para relawan dan donatur ini sama. To plant a hope inside the kids’ hearts.
Obrolan-obrolan singkat dengan para donatur ini sudah cukup menanamkan benih di hati yang akan terus aku tunggu untuk tumbuh menjadi pohon rindang yang memberikan ketentraman. Bagaimana antusiasnya mereka untuk menanyakan kebutuhan para adik asuh kami yang senang hati mereka sediakan. Sederhananya, berbagi tanpa pamrih. Pengalaman dengan para donatur ini memberikan kesan yang berbeda terhadapku. Seperti bermacam-macam cinta di dunia yang perbedaannya tergantung pada sang pemilik cinta.
Terlebih lagi di hari kegiatan di rumah baca, saat mendistribusikan donasi yang ada. Masih teringat jelas ekspresi kebahagiaan mereka ketika menerima hadiah-hadiah yang diberikan. Buku, boneka, alat tulis dan media belajar mereka terima dengan bersemangat. Senyuman tidak terlepas dari wajah mereka, it feels like the flowers are blooming. Bagaimana mereka menghargai hal sederhana dan bahagia akan itu sangat menyentuh.
Mungkin jarak memisahkan para donatur dan adik-adik asuh tetapi bagaimanapun, cinta yang mereka berikan akan terus membekas di hati para adik-adik. With every heartbeat the kids live to see the sunset, with every hope the donors have planted in their heart; another precious life will live to see the sunrise.
Teringat kata-kata H. Jackson Brown Jr, Remember that the happiest people are not those getting more, but those giving more. Aku bertanya-tanya mengenai bagaimana perasaan para donatur melihat senyuman dan kebahagiaan yang adik-adik asuh tunjukkan. Ketulusan dan kebaikan para donatur ini, bagaikan sinar matahari yang menembus ke dalam jendela yang terbuka lebar pada hari cerah, menyinari kehidupan dan ‘aku’ dalam diri para adik-adik. Mengetahui itu, sebesar apakah kebahagiaan yang para donatur juga rasakan?
Kebaikan dan cinta mereka yang tanpa pamrih secara tidak sadar telah menginspirasi banyak orang terutama kami, para relawan. Seakan-akan ada letupan yang menyala dalam hati kami. Ibarat menyampirkan selimut kepada seseorang untuk memberi perlindungan, sikap hangat yang para donatur ini lakukan memberikan kenyamanan tanpa membuat merasa terbebani. Hal itu memberikan kami stabilitas layaknya akar yang kukuh.
Perjalanan ini masih jauh, sangat menantikan hal-hal lain yang akan aku lewati dan pelajaran yang akan kuambil nantinya. Berada di lingkungan ini sungguh sebuah hadiah dari semesta untukku, untuk kami. Mendorongku untuk terus melakukan hal sederhana yang berarti. Pada akhirnya, para donatur adalah salah satu alasan di balik eksistensi Komunitas Jendela hingga saat ini. Aku berharap semoga kedepannya baik para donatur dan relawan akan terus berpegang tangan untuk menyebarkan cinta yang dapat menjadi alasan di balik kehidupan adik-adik. Saling mendukung dan menyemangati dalam kebaikan. Please know that you are stars in someone’s sky. Your presence matters.