Judul Buku : Moga Bunda Disayang Allah
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
“Gelap! Melati hanya melihat gelap.
Hitam. Kosong. Tak Ada warna….
Senyap! Melati hanya mendengar senyap.
Sepi. Sendiri. Tak ada nada….”
Petikan kalimat di atas terdapat dalam salah satu bab di novel karangan Tere Liye. Ya, novel yg berjudul “Moga Bunda Disayang Allah” ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Ibu yg berusaha merawat dan menyembuhkan putrinya. Dikisahkan Tuan HK dan Bunda HK yg berasal dari keluarga pengusaha yg terpandang di kotanya, memiliki seorang putri bernama Melati. Melati baru berusia 6 tahun, dengan matanya yg hitam mirip biji buah leci, rambutnya yg ikal mengombak, dan gigi kelincinya. Dia begitu lucu dan menggemaskan, tetapi orang yg melihatnya pasti tidak akan menyangka kalau ternyata Melati buta, tuli, dan bisu. Ya, Melati sempurna buta, sempurna tuli, dan sempurna bisu. Semua jalur komunikasi terputus darinya. Dunia terputus darinya.
Melati tinggal di sebuah rumah di lereng bukit yg jauh dari keramaian, bersama dengan Tuan dan Bunda HK, Mang Jeje tukang kebun, Salamah pembantu rumah tangga yg begitu setia dan beberapa pembantu rumah tangga lain. Bunda HK sudah mengundang beberapa tim dokter ahli untuk menyembuhkan Melati, tetapi semua itu sia sia dan tidak membuahkan hasil. Bahkan dokter tersebut malah menyarankan Melati untuk dibawa ke rumah sakit jiwa. Sampai akhirnya Bunda HK meminta tolong kepada seorang pemuda yg bernama Karang.
Karang adalah seorang pemuda yatim piatu. Dulu dia adalah anak jalanan dan diasuh oleh sebuah keluarga sampai dia beranjak dewasa. Di ibukota, Karang mempunyai banyak Taman Bacaan. Dia terkenal sebagai seorang pemuda yg bisa mendiamkan anak yg sedang menangis hanya dengan menyentuhnya. Tapi, karena sebuah peristiwa kelam 3 tahun lalu, Karang kini menjadi seorang pemuda yg sering keluar malam dan mabuk mabukan. Ya, seorang pemuda mabuk mabukan yg dimintai tolong untuk menyembuhkan Melati.
Karang tinggal dan menginap di rumah Tuan dan Bunda HK. Tidak mudah bagi Karang untuk menyembuhkan Melati. Mengajarinya cara berkomunikasi. Mengajarinya cara makan yg benar. Bahkan untuk mengajarinya cara makan yg benar saja butuh waktu kurang lebih 1 minggu. Apalagi Melati senang sekali melempar benda benda yg di pegangnya. Bahkan Karang sempat diusir oleh Tuan HK karena kedapatan menyimpan botol minuman di kamarnya.
Bagaimana caranya Karang mengajari Melati untuk berkomunikasi? Apakah Karang dapat menemukan cara agar Melati dapat berkomunikasi dengan orang orang di sekitarnya? Apakah Bunda HK masih percaya pada Karang? Menaruh harap dan menunggu keajaiban itu datang? Satu hal yg pasti, Bunda HK dan Karang tidak pernah menyerah, karena mereka percaya bahwa janji kehidupan yg lebih baik selalu tergenggam di tangan anak anak.
By Andi Perdana