Lirik diatas adalah salah satu lirik dari band Inggris yang lebih dikenal dengan nama Oasis. Lagu ini selalu jadi moodbooster setiap hari minggu, sebelum bergegas bersama kawan-kawan untuk berbagi dan bermain dengan anak-anak. Lirik lagu Oasis di atas selalu mengingatkan tentang apa kegiatan hari minggu kita? Ya, kita semua selalu memiliki hari minggu yang berwarna, entah berkumpul dengan keluarga atau hanya memilih tidur seharian di rumah atau kost.
Buat aku dan beberapa kawan ga asik jika akhir mingguku hanya dihabiskan di kasur dan ngiler. Buat kami yang tergabung dalam Komunitas Jendela Jogja memiliki agenda rutin di setiap Minggu pagi. Kami bergerilya dengan mendatangi tempat-tempat yang dipenuhi anak-anak untuk berbagi, bermain, dan belajar bersama. Tepat pada Minggu 8 November 2015 aku dan kawan-kawanku bergerilya ke lokasi baru, yakni sebuah Taman Bacaan bernama Rubaku di Dusun Corongan, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Taman Bacaan Rubaku dibuat dengan cukup menarik bagi anak-anak sekitar. Taman bacaan ini diinisiasi oleh Kak Ririd sosok yang menginspirasi banyak orang bahwa disela-sela kesibukan masih dapat memikirkan pendidikan anak-anak di sekitar rumahnya. Ya, menurutku, Rubaku yang merupakan singkatan Rumah Baca Buku adalah tempat yang asyik untuk bermain dan belajar.
Kami memulai kegiatan sekitar pukul 09.00 pagi hari, dengan agenda perkenalan diri dan pendekatan antara para relawan dan anak-anak selama 30 menit. Selanjutnya kami membuka acara dengan semi-formalitas dipandu oleh Arul dan Doni. Acara kemudian dilanjutkan dengan ice breaking. Ativitas ice breaking pertama dipimpin oleh Nana, Adi, dan Erik. Aktivitas ini berlangsung dengan cukup seru di mana anak-anak dan relawan harus saling berpasangan. Selanjutnya, Adi juga mengajak bermain ice breaking kembali dengan permainan yang menuntut kerjasama dan daya tahan tubuh karena kita harus menopang berat badan kawan-kawan yang lain. Selama ice breaking dilakukan dengan sangat seru dan kami dapat tertawa dengan lepas.
Selepas ice breaking, kegiatan inti pagi itu dimulai. Kami mengajak anak-anak untuk memaknai perayaan Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. Kami mengisi kegiatan inti dengan menayangkan film perebutan Kota Surabaya. Selain itu, kami juga memutarkan cuplikan sejumlah video tentang anak-anak yang memiliki keterbatasan namun tetap bersemangat dalam menjalani hidup mereka. Kami mencoba untuk menanamkan semangat hidup kepada anak-anak agar mereka tidak mudah memiliki rasa minder. Anak-anak di Rubaku cukup antusias dengan pemutaran film pahlawan tersebut. Disela-sela pemutaran film tersebut Doni sesekali menjelaskan jalannya pertempuran di Surabaya antara para pejuang Indonesia berhadapan dengan tentara Sekutu yang terdiri atas serdadu Inggris dan NICA (Netherlands-Indies Civil Administration).
Setelah pemutaran film pertempuran Surabaya, para Relawan Jendela mengadakan kuis tebak gambar pahlawan nasional. Gambar para pahlawan nasional ditayangkan di layar dan anak-anak yang paham langsung menjawab gambar siapa yang ada di dalam layar. Bagi anak-anak yang dapat menjawabnya akan mendapatkan hadiah, antara lain buku tulis dan pensil. Untuk sejumlah gambar mereka dapat menjawab secara berebutan, tetapi ada juga yang hampir tidak satu pun dapat menjawabnya.
Walaupun demikian, ketika anak-anak dapat menjawab gambar pahlawan di layar dengan bersemangat, maka suasana Rubaku menjadi seru. Pada akhirnya mereka dapat menjawab gambar para pahlawan, seperti Muh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Cut Nyak Dien, dan Pangeran Diponegoro. Salah seorang anak bahkan bercerita tentang pamannya yang seorang tentara. Dia pun dapat menceritakan perjuangan para pahlawan untuk Indonesia, antara lain Presiden Soekarno. Yeaaah, kaliaaan kereeen!!!
Selanjutnya, kami memutarkan film kedua, yakni, “Laskar Pelangi”. Pemutaran film ini sebenarnya adalah inti dari semua aktivitas kami hari ini. Tetapi, pemutaran film ini terkedala dengan sejumlah kesalahan teknis. Kondisi ini menyebabkan ana-anak menjadi kurang bersemangat dan cenderung tidak memperhatikan film tersebut. Ya… wajar sich, film ini berdurasi panjang sehingga cenderung membosankan. Akhirnya, kondisi ini dengan sigap segera diantisipasi oleh Arul memalui pengajuan pertanyaan, “Siapa yang mau membaca buku?”, dan anak-anak pun langsung mengangkat tangan mereka seraya bersorak “Aku mau Kakkk…!!!”. Kami pun segera sp-READ the books, mulai dari buku bacaan, mewarnai, buku cerita hingga pengetahuan umum segera dibagikan kepada anak-anak. Para relawan dengan sigap mendekati beberapa dari anak-anak dengan maksud membantu menjelaskan isi buku atau bahkan hanya menemani anak-anak saja. Selain itu, sesungguhnya ada beberapa anak yang memilih untuk mewarnai gambar pahlawan, menanyakan PR mereka sekolah kepada kami, dan bermain kertas lipat atau origami bahasa kerennya. Dari seluruh kegiatan kami pada setiap minggu pagi hanya berintikan belajar dan bermain.
Selama kurang lebih satu jam membaca dan bermain, tiba waktu untuk kami mengakhiri kegiatan hari ini. Sebenarnya, kami masih ingin berkegiatan hingga sore hari, hanya kondisi dan cuaca yang kurang bersahabat memaksa kami mengakhiri kegiatan hari itu. Sebelum berakhir, aku memimpin sebuah permainan ice breaking yang menuntut konsentrasi anak-anak. Nama permainan itu adalah Opposite (kebalikan). Cara pemainan ini cukup mudah, anak-anak hanya perlu melakukan hal kebalikan dari apa yang aku ucapkan. sebagai contoh, ketika saya berkata kata “maju”, maka mereka harus “mundur” dan sebaliknya dan atau ketika aku meminta mereka untuk bergerak ke kanan, maka mereka harus berpindah ke kiri. Aku bersyukur karena anak-anak selalu tertawa dengan tetap menjaga konsentrasi. Selepas bermain permainan Opposite, anak-anak bergegas mengambil kudapan yang sudah disediakan oleh pemilik Rubaku. Mereka secara antri mendapatkan ketan dan gorengan. Setelah mendapatkan kudapan, anak-anak dengan manis berpamitan dengan bersalaman dengan aku dan kawan-kawan yang lain. Anak-anak pulang dengan sepeda, jalan kaki, dan jemputan orang tua. Aku merasa kembali mengenang masa kecil ketika melihat beberapa anak dijemput orang tua seusai kegiatan, ahhh… masa kecil memang selalu seru dan menyenangkan.
Akhirnya, kegiatan hari ini selesai dan ditutup dengan evaluasi yang dipimpin oleh Raisa. Secara keseluruhan, kegiatan hari ini cukup lancar, senang, seru, asik dan bahagia walaupun ada beberapa kendala namun dapat diantipisasi dengan improvisasi. Alasannya, setiap kegiatan yang melibatkan anak-anak yang selalu menuntun untuk dapat belajar improvisasi agar tetap berjalan dengan baik karena anak-anak selalu ingin terus belajar hal yang baru.
By: Utha