Lompat ke konten

Berawal dari Kenal, Kemudian Sayang

Minggu, 15 November 2015, aktivitas pagi ini dimulai pekan-pekan sebelumnya. Pagi ini salah satu aktivitas para para Jendelist dilakukan di salah satu bangunan di di pinggiran rel kereta api daerah Sapen. Kami benar-benar beraktivitas bersanding dengan rel kereta api dan si empunya yang sering lewat dengan membunyikan klakson atau pun sekedar menunjukkan kekar tubuhnya yang panjang itu. Para jendelist berkumpul dan mulai mempersiapkan diri untuk berkegiatan bersama adik-adik pagi itu di suatu Balai Warga. Letak Balai Warga berada dekat dari rel dengan jarak sekitar 10 meter. Kurang lebih sepuluh Jendelist sudah berada di sana, dengan wajah was – was namun tetap memiliki antusiasme tinggi. Was – was karena kegiatan kali ini bersama dengan adik – adik yang miliki ntensitas keaktifan yang cukup tinggi, sehingga harus merasa antusias untuk menerapkan strategi “menenangkan” adik – adik tersebut. Bagaimana tidak, strategi tersebut telah dipersiapkan dua hari sebelumnya sambil mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Setelah menunggu sekitar 10 menit, adik – adik Sapen mulai berdatangan. Awalnya hanya dua, kemudian tiga, lima, dan seterusnya. Mereka berdatangan secara kontinyu. Hal ini dikarenakan banyak dari mereka yang juga sedang melakukan aktifitas lain, yakni berenang. Setelah menunggu beberapa saat, acara pun dimulai.

pic

 

Pembuka kegiatan hari ini adalah permainan “Burung – Sangkar”. Para Jendelist mengajak adik-adik untuk bermain agar semakin dekat. Selain itu, permainan ini juga melatih konsentrasi dan daya motorik anak. Kegiatan berlangsung selama sepuluh menit yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti, yakni membuat buku. Adik – adik pun diajak untuk mengenal dan memahami pentingnya buku dan kemudian membuat buku sebagai buah karya mereka sendiri dengan bahan – bahan yang sederhana dan mudah didapat. Setelah mendapat penjelasan singkat, para Jendelist mulai membagikan alat dan bahan, dan adik – adik pun mulai menyusun dan merangkai buku masing-masing dengan pendampingan para Jendelis. Tujuan kegiatan ini agar mereka mau mengenal lebih dekat dan mencintai buku. Hal ini diawali dengan membuat buku sesuai dengan kreativitas masing-masing adik-adik. Setelah buku mereka jadi, adik – adik diminta menulis atau menggambar cerita sesuai dengan minatnya. Ada yang menuliskan kisah tentang kapal tenggelam, kisah aktivitas sehari-hari, dan atau menggambar didalamnya. Semua tampak senang dan puas dengan hasil karya masing-masing.

pic2

Manfaat kegiatan ini mereka dapat diharapkan adik-adik dapat mencintai buku. Apa yang dilakukan oleh para Jendelis hari ini adalah untuk mewujudkan harapan itu. Dalam kegiatan ini para Jendelis juga berpesan agar buku ini dapat menjadi buku catatan pribadi atau buku harian. Untuk itu, mereka diminta menuliskan cerita berbagai hal yang menarik bagi mereka. Pada pertemuan selanjutnya, para Jendelist berencana untuk melihat perkembangan anak-anak dalam usaha mencintai buku yang mereka buat.

Kegiatan ini berlangsung selama dua jam dan berjalan cukup antusias terhadap materi menyayangi buku ini. Acara ditutup dengan permainan lagi, yakni “Satu Tugu, Dua Dansa dan Tiga Kelap – Kelip”. Permainan ini diharapkan agar adik – adik terlatih untuk berkonsentrasi terhadap apa yang diinstruksikan dan kekompakan dalam menjalin kerjasama. Acara ditutup dengan doa bersama. Itulah kejadian di Minggu pagi yang memberikan inspirasi dalam semanagat mencintai buku.

Oleh: Annisa Ryan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *