Lompat ke konten

Bu, Aku Janji Ga akan Mengulanginya Lagi…

Hari Minggu datang lagi. Itu artinya ada kegiatan Jendela lagi. Aku sudah nggak sabar lagi untuk kegiatan hari ini karena sudah ‘cuti’ sebulan karena tuntutan tugas negara, yakni Ujian Akhir Semester (UAS), hehehe… Maklum saja karena aku masih siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII. Jadi setelah diterpa stres selama dua minggu, aku lebih memilih Rubaku untuk obat penghilang stress minggu ini.

 

CWrOIxsUAAEWun3Seperti biasa, relawan berkumpul di SPBU Ambarukmo plaza tepat jam 8 pagi lalu segera menuju ke Rubaku. Saat kami tiba disana adik-adik sudah mulai datang dan beberapa diantara mereka sibuk dengan bukunya masing-masing. Memang bener, sih, kalau bahagia itu sederhana, melihat adik-adik membaca buku sudah membuat hati ini senang.

Setelah setengah jam membaca buku, kegiatan dilanjutkan dengan ice breaking. Selanjutnya, kami membuat kartu ucapan untuk ibu karena sebentar lagi memperingati hari ibu. Adik-adik diberi pola yang siap diwarnai, digunting, dan ditempel di kertas untuk kemudian dihias. Adik-adik antusias mewarnai dan menghias kartu ucapannya masing masing. Adik-adik menulis beraneka ekspresi, seperti: ‘Aku sayang ibu’, ‘Semoga umi makin cantik ya?’ Bahkan, ada seorang adik yang tidak ingin apa-apa  di dalam kertas , “Mama udah tau”.

 

Namun, disisi lain ada sesuatu yang menurutku special yang ditulis oleh seorang adik di Rubaku, yakni: ‘Ibu aku janji ga akan mengulanginya lagi’. Aku berpikir pasti ada cerita dibalik janji si adik ini untuk ibunya. Aku membayangkan saja sudah merinding, ntah mengapa.

Usai membuat kartu ucapan untuk ibu, adik-adik dikumpulkan lalu dibagi menjadi lima kelompok. Para Jendelist kembali sibuk dalam menentukan nama kelompok. Kami member nama kelompok  dengan nama buah, yakni anggur, mangga, sampai kesemek. Kemudian, salah satu jendelist bertanya,

“Ada yang tau kita mau ngapain?”

‘Tau…! Kita mau bikin kue!’

Lah, ternyata rahasia kami sudah bocor. Ya sudah, semua adik langsung antri mencuci tangan dan memakai sarung tangan plastik untuk membuat kue. Para jendelist membantu adik-adik di masing-masing kelompok untuk membuat kue dengan judul ‘Buat Ibu’. Bahan untuk membuat kue bola coklat hanya biskuit kepala, susu kental manis, dan meises.

Perintah pertama, hancurkan biskuitnya menggunakan tangan. Seketika keadaan pun ricuh. Semua adik sibuk meremas-remas biskuit hingga menjadi remahan halus. Setelah itu, remahan itu dicampur dengan susu kental manis dan diaduk sampai menyatu. Keadaan kembali riuh. Maklum, satu baskom ada lima sampai dengan enam tangan yang turut meremas remahan biskuitnya. Perintah terakhir, adonan dibentuk dengan meises Bentuknya pun bermacam-macam. Ada bola biskuit yang besar maupun kecil. Bahkan, ada yang tidak berbentuk bola. Namun, semuanya terlihat bahagia. Walaupun ada beberapa adik yang curi-curi makan bola-bola coklat yang seharusnya untuk ibu mereka. Bahagia, ya?

Setelah selesai membuat bola coklat, adik-adik berebut untuk membawanya pulang. Untung tidak semua kue dimakan sehingga masih ada yang bisa dibawa pulang untuk ibu di rumah. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, kita membersihkan dulu semua sampah dan peralatan yang telah digunakan. Tidak lupa, kami mencuci tangan lagi. Semua sudah bersih sudah rapi, barulah kembali berbaris dan bersiap-siap pulang.

Yaa… sudah dibilang, bahagia itu sederhana, yakni dengan melihat adik-adik pulang dengan senyuman karena membawa bola-bola coklat dan kartu ucapan buat. Sekali lagi, terima kasih, adik-adik sudah datang.

Selamat Hari Ibu!!

CWrOFNyU8AA-H8e

Yogyakarta

Minggu,19 Desember 2015

Oleh : Hening Indah

Editor : Doni D

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *