Biasanya web Jendela diisi oleh artikel kakak-kakak kita.. Sekarang kita lihat nih kreativitas adik-adik kita. Kali ini ada 2 cerita yang ditulis oleh kedua adik kita, yaitu Anisa dan Regi..
Tulisan pertama yang ditulis oleh Anisa Lestari
PUTRI ANGEL TERSESAT DI HUTAN
Pada suatu hari, ada seorang putri kerajaan yang bernama Putri Angel. Ia sedang melihat-lihat keindahan bunga di hutan. Ia berjalan jauh ke dalam hutan, hingga tersesat. Ia berusaha mencari jalan keluar, tapi tidak ia temukan. Ia menangis meminta pertolongan. “Tolong… tolong… tolong!”, teriak sang putri sambil menahan tangisnya.
Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada sang putri, “Hei putri cantik, kamu pasti seorang putri kerajaan dan kamu tersesat”. Putri itu lalu menjawab, “Iya, aku tersesat dan aku tidak tahu jalan keluarnya. Apa kamu tahu?”. “Aku tahu, tapi boleh aku tahu dulu namamu?, jawab pemuda itu. “Namaku Putri Angel. Aku ingin pulang. Sekarang, tolong tunjukkan jalan keluarnya”, sahut sang putri yang tangisnya mulai mereda. Lelaki itu lalu mengarahkan telunjuknya lurus dan berkata, “Kamu lurus saja tuan putri, tidak usah berbelok arah”.
Putri Angel kemudian meninggalkan pemuda itu dengan ucapan terima kasih. Sayang beribu sayang, putri itu tidak juga menemukan jalan keluarnya. Ia sedih karena tidak bisa kembali ke kerajaannya. Beruntung, ia menemukan rumah tua di belakang rimbunan pohon bambu. Lalu ia pergi dengan langkah cepat ke rumah itu. Karena hari sudah mulai senja, ia ingin menginap di sana.
“Tok.. tok.. tok!”, suara pintu yang diketuk oleh sang putri. “Permisi, apakah ada seseorang yang tinggal di sini?”, tanya sang putri dengan nada yang terlihat khawatir. Seorang nenek tua lalu membuka pintu. “Silahkan tuan putri, silahkan masuk”, jawab sang nenek. Sang putri kemudian masuk dan dipersilahkan duduk di kursi rumah nenek itu.
Nenek itu bertanya, “Kenapa tuan putri tersesat di hutan ini?”. “Aku ingin melihat keindahan bunga yang konon katanya indah sekali di hutan ini, Nek. Rupanya daerah itu adalah daerah terlarang. Jadi, aku tersesat sampai di sini”, sahut sang putri. “Kamu pasti adalah seorang putri kerajaan di pinggir hutan ini”, nenek itu mencoba menebak. Putri itu lalu menjawab, “Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku adalah seorang putri kerajaan?”.
“Dahulu, ada seorang putri kerajaan yang juga tersesat. Sama sepertimu. Ia sangat cantik”, jawab nenek itu mengagetkan sang putri. Lalu nenek itu melanjutkan kata-katanya, “Ia juga pernah menceritakan kalau ia mempunyai adik kecil yang bernama Putri Angel, yang mengenakan liontin yang sama dengannya. Katanya, ia hanya akan bisa kembali ke kerajaan, jika kamu yang datang menjemputnya.”
Putri Angel sangat terkejut mendengar cerita nenek itu. Lalu ia bertanya, “Siapakah nama kakakku itu, Nek?” Mengapa aku tidak tahu? Mengapa keluargaku tidak menjelaskan kalau aku memang punya kakak perempuan?”. Sambil mengerutkan dahi, nenek itu lalu menjawab, “Nama kakakmu itu Anika. Mungkin, ibundamu tidak mau kamu tahu kalau kamu kehilangan kakakmu”. Lalu, “Apa tuan putri mau menemui Putri Anika?” tanya si nenek balik. Dengan penuh rasa haru, Putri Angel mengangguk mengiyakan pertanyaan si nenek itu.
“Ayo ikut Nenek”, ajak si nenek. Akhirnya, nenek itu mengantarkan sang putri ke sebuah rumah kayu kecil di belakang rumahnya. Dengan nyala obor, ia melihat Putri Anika, kakaknya, sedang duduk di teras rumah itu. Putri Angel sangat senang bisa kembali bertemu dengan kakaknya. Mereka lalu berpelukan dan menangis terharu. Tak lama kemudian, mereka berpamitan dan berterima kasih kepada nenek tua itu. Mereka kembali ke kerajaan atas petunjuk nenek tua dan berjanji akan menemui nenek tua itu kembali.
Tulisan kedua yang ditulis oleh Regi Damar Rizki
HATI MULIA SI PENJUAL UBI GORENG
Di sebuah desa, tinggallah seorang anak perempuan yang bernama Lesti. Ia tinggal bersama ayah dan ibunya. Namun, ayahnya tidak bisa menafkahi keluarganya karena sedang sakit keras. Lesti yang berhati mulia, akhirnya mau membantu orangtuanya dengan berjualan ubi goreng.
Ubi itupun tidak ia peroleh dari ladangnya sendiri, karena keluarganya tidak mempunyai sepetak ladang pun. Keluarga Lesti hanya dititipkan ubi mentah untuk dijual. Namun, ibu Lesti lebih memilih untuk mengolah ubi tersebut menjadi ubi goreng.
Setiap hari, Lesti menjajakan ubi gorengnya di depan sekolah, tempat ia bersekolah dulu. Iya, sebelumnya Lesti pernah bersekolah hingga kelas 3 SD. Namun, karena tidak ada biaya, akhirnya Lesti berhenti sekolah. Ia memutuskan membantu orang tuanya mencari nafkah. Namun, Lesti masih mempunyai semangat belajar yang tinggi. Lesti ingin bersekolah kembali.
Di depan gerbang sekolah, ia melihat teman-temannya sedang belajar di dalam kelas. Setelah ubi gorengnya terjual habis, ia duduk di dekat jendela dan mengikuti pelajaran dari luar ruang kelas. Lesti adalah anak yang pandai, ia selalu membawa buku bacaan dan buku tulis kemana pun ia pergi. Namun, ada anak yang tidak suka dengan cara Lesti belajar seperti itu. Ia mengadu kepada orang tuanya yang adalah kepala sekolah. Lesti pun langsung diusir dari sekolah itu. Ia tidak lagi bisa belajar dari luar ruang kelas itu.
Lesti bersedih. Ia tidak bisa belajar lagi. “Kapan ya, aku bisa sekolah lagi. Aku ingin bersekolah. Aku ingin cita-citaku tercapai dan membanggakan orang tua. Aku ingin sekali jadi dokter, agar bisa mengobati orang-orang yang sakit”, gumam Lesti dalam hatinya. Penghasilan dari penjualan ubi tentu belum mampu menutupi kebutuhan hidup keluarganya, apalagi untuk bersekolah lagi.
Suatu ketika, ada kompetisi cerdas cermat di lingkungan tempat tinggal Lesti. Kompetisi ini diadakan oleh suatu yayasan yang peduli pendidikan. Hadiahnya adalah beasiswa pendidikan gratis dari SD hingga perguruan tinggi. Lesti sangat tertarik mengikuti lomba tersebut, ia belajar dengan sungguh-sungguh. Ia juga belajar sambil berjualan ubi goreng.
Perlombaan berlangsung dan pada saat final, Lesti berhasil menunjukkan kepandaiannya dengan mengalahkan anak kepala sekolah yang pernah mengusirnya. Lesti sangat gembira dan orang tuanya sangat bangga kepada Lesti. Akhirnya, Lesti bisa sekolah sampai perguruan tinggi. Lesti pun berhasil menjadi seorang dokter hingga menyembuhkan ayahnya dari sakit yang dideritanya.
Gimana nih… bagus kan cerita yang dibuat adik-adik kita..
Tunggu cerita dari adik-adik lainnya ya..
Penulis : Anisa Lestari & Regi Damar Rizki
Penyunting : Putu Dharma Yusa