Lompat ke konten

Pindahan Perpustakaan

Sabtu, 28 April 2012 agenda ke shelter gondang yang  tadinya adalah menulis surat untuk sahabat di Bima berubah mendadak karena pada malam sebelum kegiatan dilaksanakan, ada update info dari koordinator jendela mengenai keadaan perpustakaan di shelter gondang yang harus dipindahkan ke bangunan yang berbeda. Sehingga akhirnya kegiatan kita pada sabtu siang itu adalah memindahkan isi perpustakaan ke bangunan paud di sisi depan shelter dekat dengan masjid.

Siang itu jendelist yang ikut ke shelter ada Heri, Yoga, Szasza, Dinda, Wawan, Nofi , Medi dan Cici. Medi adalah volunteer baru yang sebelumnya pernah ikut pendampingan ke shelter. Dia mengajak seorang temannya yaitu Cici yang ingin ikut bergabung berbagi di jendala, selamat datang 🙂

Sampai di shelter kami bertemu dengan Mas Dalimin, kesretariatan di Shelter Gondang 1 Cangkringan, dan seperti instruksi beliau kami memindahkan isi perpustakaan ke bangunan paud. Kemudian juga memanggil anak-anak untuk berkumpul dan ikut membantu. Mulailah kita menurunkan buku-buku dari rak dan mengepaknya dengan tali agar lebih mudah dipindahkan. Kemudian anak-anak dengan antusias ikut membantu dengan mengangkat buku-buku yang telah dipak dan dibawa ke paud. Awalnya buku-buku diangkat setumpuk demi setumpuk serta diangkut dengan container plastic yang ada. Tapi beberapa saat kemudian para jendelist laki-laki membawa gerobak dorong untuk mengangkut buku-buku tersebut agar lebih cepat dapat dipindahkan semua. Dengan datangnya gerobak tersebut, anak-anak semakin semangat membantu. Ketika gerobak kembali dari paud menuju perpus, mereka menaiki gerobak kosong tersebut dengan sangat gembira. Setelah beberapa kali pengangkutan akhirnya semua buku-buku dan rak telah di pindahkan ke bangunan paud. Setelah selesai pengangkutan, kemudian dilanjutkan menata buku-buku ke dalam rak. Setelah selesai semua, Yoga sempat ber-story telling kepada beberapa anak membacakan salah satu buku di perpustakaan  🙂

Ketika mengetahui buku-buku dipindahkan ke bangunan paud, beberapa anak-anak perempuan sempat bertanya dan sedikit mengeluh, kenapa buku-buku dipindah, bagaimana mereka nanti membaca bukunya? Kalau ingin belajar dan mengerjakan PR yang biasa mereka lakukan di perpustakaan bagaimana nantinya, karna di bangunan itu tidak terlihat ada lampu. Kita para jendelist belum bisa menjawab pertanyaan tersebut karena kita yang ada di sana juga belum paham bagaimana ‘nasib’ perpustakaan kita nantinya. Semoga secepatnya ada kejelasan sehingga anak-anak bisa kembali tenang belajar di perpus 🙂

Story by Nofi Satur

 

No place affords a more striking conviction of the vanity of human hopes than a public library.
– Samuel Johnson

The fact of knowing how to read is nothing, the whole point is knowing what to read.
– Jacques Ellul 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *