Lompat ke konten

Aku, Kamu, Bisa Menjadi Kita

[Quote of the day]

“Aku yang biasa selalu menjadi “Aku” dikesibukan sehari-hari dan kamu yang selalu menjadi “Kamu” di dalam aktivitasmu bisa menjadi “Kita” melalui permainan sederhana khas anak-anak”

***

24 September 2017, pukul 15.30 saya datang ke Sekretariat Jendela Jogja untuk melakukan kegiatan mingguan. Tema kegiatan hari itu bebas dan kami memilih membuat slime dan tebak gaya. Seperti biasa, kegiatan dilakukan di balai karena lebih luas. Ada sekitar 20 relawan Jendela yang hadir saat itu. Anak-anak sangat antusias ketika diberitahu akan membuat slime.

Kegiatan pertama adalah tebak gaya yang diperagakan oleh Kak Inas dan Kak Heri. Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok dengan variasi umur yang berbeda. Mereka akan menebak profesi apa yang sedang diperagakan oleh Kak Inas dan Kak Heri. Lucu sekali, mereka berebut menebak gerakan yang diperagakan. Ada yang menebak profesi Polisi dengan Tukang Parkir, ada yang menebak profesi Petani dengan “macul”. Spontanitas yang selalu menjadi ciri khas anak-anak.

Kegiatan selanjutnya adalah membuat slime. Slime adalah mainan yang bentuknya menyerupai plastisin. Alat dan bahan yang digunakan adalah lem fox, air, air sabun, gom, baby oil, tusuk gigi dan wadah. Cara membuatnya adalah lem fox ditambahkan dengan sedikit air, kemudian diaduk. Lalu tambahkan air sabun sambil diaduk. Teteskan sedikit gom ke dalam campuran. Aduk hingga lem terlihat menggumpal. Agar lem tidak lengket tambahkan sedikit baby oil. Setelah itu slime sudah bisa digunakan untuk bermain. Games yang dilakukan bertujuan untuk melatih kemampuan kerjasama, kemampuan berpikir, dan aktivitas motorik.

Dari kegiatan ini saya melihat bahwa anak-anak itu menarik. Banyak hal yang bisa dipelajari dari mereka. Kejujuran, ketulusan, spontanitas, canda tawa semuanya masih terlihat jelas. Anak-anak selalu menarik untuk dipelajari dan diamati. Karena kelak, generasi penerusmu juga akan melewati tahap kanak-kanak. Aku yang biasa selalu menjadi “Aku” dikesibukan sehari-hari dan kamu yang selalu menjadi “Kamu” di dalam aktivitasmu bisa menjadi “Kita” melalui permainan sederhana khas anak-anak. Bermain bersama, belajar bersama dan tertawa bersama. So, are you ready?

Written by Dian Indriati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *