Lompat ke konten

APA YANG TUHAN BERIKAN TIDAK PERNAH SALAH

APA YANG TUHAN BERIKAN TIDAK PERNAH SALAH

Ini adalah quote menarik yang diberikan salah satu pengajarku selama pendidikan di PLC. Beliau adalah salah satu manajer di direktorat SDM, di perusahaan tempatku akan bekerja tahun depan (Amiinn :D). Beliau waktu itu bercerita, bahwa perjalanannya untuk sampai di titik dimana ia berada sekarang adalah di luar rencananya. Berawal dari ketidaksengajaan dan keterpaksaannya mengambil S2 di jurusan SDM, tapi akhirnya bertahun-tahun kemudian beliau justru menjadi manajer di fungsi SDM.

Aku jadi ingat perjalanan hidupku sendiri. Banyak sekali pilihan-pilihan hidupku yang kadang tak kusengaja, atau bahkan aku sesali di awalnya, dan ternyata justru itu yang akhirnya kusadari telah sengaja disiapkan Tuhan untuk hidupku ke depan. Pilihan kuliah, misalnya. Awalnya aku tidak pernah punya bayangan akan kuliah di psikologi. Bahkan kata-kata ‘psikologi’ saja baru mampir di otakku saat kelas 2 SMA. Waktu itu bayangan idealku kuliah adalah di Kedokteran Umum, atau di STAN yang menawarkan ikatan dinas. Itu saja. Psikologi? Hah, mau jadi apa aku kelak? Barangkali itu dulu yang ada di benakku jika ditawari kuliah di psikologi.

Namun arah hidupku tiba-tiba berubah. Seorang konsultan di sebuah lembimjar yang sedang promosi di kelasku waktu itu, sambil melihatku berkata “Kamu cocok di psikologi.”Dan, bagaikan tersihir…sejak saat itu aku mulai cari-cari info tentang psikologi. Dan entah kenapa, tiba-tiba kata ‘psikologi’ menjadi begitu manis terdengar di telingaku, dan indah ketika dibaca dengan kedua mataku. Maka, ketika saat itu ada kesempatan untuk mendaftar beasiswa S1 di UGM, aku nekat memilih Psikologi sebagai satu-satunya pilihan fakultas yang kuambil. Terus terang saat itu aku tidak tahu setelah lulus nanti mau jadi apa, aku juga tidak tahu kira-kira bakal seperti apa hari-hari yang akan kuhadapi saat kuliah nanti. Lebih menarik lagi, karena ternyata waktu itu sebenarnya peraturan mengatakan bahwa aku tidak boleh mengambil psikologi yang masuk di kluster sosial, karena saat itu aku di kelas IPA.

Dua semester awal S1 dulu, aku sempat merasa tidak nyaman di lingkungan kampusku. Aku merasa telah salah jalan. Meski nilai kuliah tetap bisa kupertahankan kualitasnya, tapi sungguh..di dalamhatiku selalu muncul pertanyaan, “Kenapa sih dulu aku nggak milih kedokteran aja?”

Beberapa semester aku lalui,, dan baru di titik-titik akhir aku menemukan jawaban atas setiap pertanyaan itu. Tuhan tidak pernah memberikan pada kita sesuatu yang salah. Dia selalu berikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Kuliah di Psikologi adalah anugerah bagiku. Anugerah luar biasa lebih tepatnya. Aku bisa mengenal orang-orang hebat yang menjadi inspirasi dan sahabat-sahabatku, aku bisa memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk diriku dan orang lain, aku merasa telah berubah menjadi orang yang lebih baik, dan juga memperoleh banyak kesempatan menarik selama di kampus. Salah satunya adalah melanjutkan kuliah S2, di kampus yang sama.

Menarik. Karena awalnya aku tidak menginginkan kesempatan itu. Rencana hidupku saat itu telah kususun dengan rapi. Bertahan di Jogja, dan bahkan di kampus yang sama, jelas tidak masuk di daftar panjang rencana hidupku saat itu. Maka, dengan terseok-seok aku bertahan menyelesaikan komitmen yang telah aku ambil. Sempat menyesal dan mengalami kejenuhan saat kuliah, tapi lagi-lagi di ujungnya aku baru tersadar bahwa semua telah direncanakan oleh Tuhan.

Seandainya dulu aku tidak mengambil kesempatan kuliah S2, aku mungkin tidak mengenal beberapa orang yang menjadi sahabat terbaikku sekarang. Kalau tidak bertahan dulu di Jogja, aku mungkin tidak sedang di ‘sini’ sekarang, aku mungkin juga tidak pernah berkesempatan mencoba seleksi Indonesia Mengajar, bertemu banyak orang hebat… dan menjadi bagian dari sebuah komunitas bernama JENDELA; dan tanpa itu semua, aku tidak akan mengenal dan bersahabat dengan orang-orang hebat di JENDELA…orang-orang hebat itu adalah kalian!!

Banyak kesempatan yang kita temui sepanjang hidup kita. Kesempatan-kesempatan yang akan menentukan arah hidup kita hari ini, dan juga nanti. Dan..di antara pilihan atas kesempatan-kesempatan itu kadang ada yang kita sesali. Namun, percayalah…disadari atau tidak, semua pilihan itu adalah kepingan-kepingan rencana Tuhan yang kini, atau suatu saat nanti, akan tersusun menjadi apa yang kita impikan.

Termasuk keberadaan teman-teman saat ini di JENDELA. Ini bukan sebuah ketidaksengajaan, meski kalian (termasuk aku juga) mungkin tanpa sengaja bergabung dengan komunitas ini. Tuhan sengaja memilih kalian, karena Dia tahu…memang kalian yang tepat ada di sini. Pun bagi siapa saja yang tak sengaja mampir di blog ini,,, sungguh ‘tak ada satu pun daun jatuh tanpa seijin-Nya’. Semua telah diatur dengan sempurna oleh Tuhan.

Tidak perlu menyesal untuk setiap keputusan yang telah diambil. Tidak perlu merasa sedih untuk setiap kesulitan yang sedang dihadapi. Apapun itu…

KarenaTuhan, sekali-kali tidak pernah memberikan kepada kita sesuatu yang salah! Dia selalu berikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, TEPAT PADA WAKTUNYA. Just be optimist!”

Prie Chan
Enhanced by Zemanta

3 tanggapan pada “APA YANG TUHAN BERIKAN TIDAK PERNAH SALAH”

  1. Dan tak perlu menyesal saya masih di Jogja dua tahun ini dan menjaga JENDELA ya Bu? hehehehehhehe….terimakasih semangatnya, terimakasih inspirasinya. Semoga kelak 5 atau 10 tahun lagi kita bisa bertemu dan mengenang perjuangan para JENDELIST *kecup-kecup dan peluk jauh 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *