Lompat ke konten

Awal Perjumpaanku

[Quote of the day]

“Semoga ini awal yang baik bagi pertemanan kami…

***

Sore itu langit begitu cerah dengan awan putih tampak menghiasinya. Udara begitu sejuk, tak panas, dirasa pas dikala ingin bepergian. Gerombolan anak terlihat berduyun-duyun datang ke sekretariat kami, Komunitas Jendela Jogja. Sesekali senyum riang tersirat di wajah polos mereka saat berjumpa dengan kakak-kakak Jendelist. Sapaan pun keluar dari bibir mungil mereka untuk memulai pembicaraan. “Sore kakak!” ucap mereka dengan halusnya.
Tak lama setelah rombongan pertama datang, rombongan kedua pun menampak diikuti rombongan setelahnya. Sekretariat kami pun terasa penuh sesak tak mampu menampung orang lebih banyak lagi. Maklumlah ruangan sekre hanya berukuran kamar kos yang mampu menampung sedikit orang. Semoga dikemudian hari sekretariat kami bisa lebih luas. Aamiin.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Sesuai agenda yang telah dibuat beberapa hari lalu, kami pun mulai bersiap-siap tuk memulai kegiatan. Segala alat penunjang kegiatan kami angkut menuju balai desa Karangjati. Tepat pukul 15.30, Kak Lian membuka acara sore itu. Sekitar belasan anak yang hadir didampingi puluhan kakak Jendelist berbaur.

Kakak Jendelist dan adik-adik berbaur

Kala itu merupakan kali pertama bagi kami, para Jendelist baru, mengikuti kegiatan di komunitas ini. Bagi kami, ini merupakan pengalaman yang menarik sekaligus menyenangkan. Kami bisa mendampingi adik-adik membaca buku dan juga ikut dalam bermain.
Tak lupa Kak Lian memberi waktu kepada kami untuk memperkenalkan diri didepan adik-adik biar kami bisa lebih akrab dengan mereka. Ditengah perkenalan, tak jarang mereka memberi pertanyaan yang membuat suasana menjadi penuh dengan canda dan tawa.
Selesai perkenalan, acara dilanjutkan dengan materi singkat bertema kebudayaan oleh Kak Agung dan Kak Hendro. Disesi ini, beberapa anak terlihat lemas serasa mengikuti pelajaran di sekolah, haha. Bahkan ada anak yang nyeletuk, “Kak, ini kok kaya sekolahan ya ada materinya, ada pertanyaannya, ntar ada ujian ujian nasionalnya juga kali ya?” haha
walau bagi sebagian anak sesi ini terasa membosankan namun tidak bagi yang lain. Mereka terlihat antusias bahkan mempu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Kak Agung dan Kak Hendro. Suasana pun ramai kembali karena gelak tawa adik-adik yang berusaha menjawab sekedarnya. Meski begitu, kami rasa ini juga penting untuk disampaikan ke adik-adik agar bertambah wawasan mereka tentang budaya Indonesia serta kegiatan sore itu membuahkan hasil dengan menambah kecintaan mereka kepada bangsa Indonesia.

Adik-adik menyimak materi kebudayaan Indonesia

Selesai materi, kami membagi adik-adik ke dalam kelompok. Ini waktunya untuk bermain. Adik-adik begitu bersemangat sambil berlari-lari mencari anggota kelompok mereka. Kali ini ada beberapa permainan yang disuguhkan seperti permainan kelereng, membawa balon dengan punggung, dan menarikan tarian daerah. Di halaman yang luas, kami membagi tempat bermain. Satu persatu kelompok mencoba permainan di stage masing-masing. Di sesi ini, keceriaan adik-adik terlihat membuncah, saking senangnya, mereka ada yang terpeleset di parit.

Bermain aneka ragam permainan di halaman

Tak terasa langit mulai gelap, terpaksa kami pun mengakhiri kegiatan sore itu. Dengan dipandu oleh Kak Lian, kami membuat lingkaran besar sambil diiringi lagu sayonara sebagai tanda perpisahan. Selesai itu kami saling berjabat tangan dan berpesan ke adik-adik untuk datang lagi minggu depan. Sore itu menjadi hari yang membahagiakan bagi kami, para Jendelist baru tentunya juga buat adik-adik binaan kami. Semoga ini awal yang baik bagi pertemanan kami dan bagi Komunitas Jendela Jogja dalam berkarya nyata bagi masyarakat.

“Sampai bertemu lagi….”

Written by Dwi Maryanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *