Belajar itu memang tidak ada batasnya. Kita bisa belajar dari siapapun yang kita temui. Termasuk sore itu, pertama kalinya saya bertemu dengan anak-anak yang pintar nan lucu-lucu. Mereka sangat aktif. Hal itu yang membuat pemikiran saya salah tentang mereka sebelumnya bahwa anak-anak akan kaku dan malu bertemu dengan saya dan teman-teman lainnya untuk pertama kali. Belajar bersama dimulai dari ba’da ashar sampai menjelang magrib. Bersama mereka waktu sangat tak terasa dan sangat berkesan. Saya pun dibuat lenyap dengan antusiasme mereka. Mereka bisa dengan baik menerima kami yaitu kakak-kakaknya yang baru dan mereka adalah guru baru bagi saya.
Walaupun dibilang baru pertama kali, ada yang bisa saya ambil dari adek-adekku ini yaitu dengan menyelami pikiran mereka, memandang dari sudut pandang mereka, bersikap agar mereka bisa nyaman dengan kita dan tentu saja melatih kita untuk lebih bersabar. Karena menurut saya karakter anak itu sangatlah unik, mereka tidak bisa disamakan antara satu anak dengan anak lainnya apalagi disamakan dengan orang dewasa. Tentu tidak akan bisa. Karena menurut saya, belajar bersama mereka bukan berarti kita sudah lebih pintar dari mereka. Namun kita terlebih dahulu mempelajari yang belum mereka pelajari dan bukan berarti ketika kita mengajari mereka kita tidak perlu belajar lagi dari anak-anak tersebut.
Ada satu kejadian kala itu yang membuat saya semakin sayang terhadap anak-anak ini. Kurang lebih begini:
‘’Adek.. ayo kebalai, itu mba sama mas nya sudah siap-siap’’
‘’Nggak mau, aku maunya sama mbak’’
‘’Iya..nanti sama mba ke balai bareng sama teman-teman lainnya nanti kita main disana, ayo anak manis..’’
Dan akhirnya salah satu anak ini pun mau.
Bagaimana tidak senang, jika pertemuan pertama mereka sudah bisa membuat saya merasa diterima oleh mereka. Mereka sudah bisa menerima dan terbuka karena beberapa kali anak-anak ini sudah mau bercerita dengan saya. Karena membiasakan saling terbuka dalam menyampaikan apapun yang ia rasakan membuat orang tua atau orang terdekat memahami apa yang anak rasakan dan bisa meningkatkan rasa percaya diri dari anak itu sendiri. Selain itu juga akan meningkatkan rasa empati dan kedekatan antara keluarga.
Ohiya! Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Komunitas Jendela Jogja yang mau menerima saya menjadi keluarga baru dan tak lupa untuk guru-guru kecilku yang sudah memberikan suntikan motivasi agar mau berproses.
Dari saya, Wina Hastin yang masih harus banyak belajar.
Terimakasih atas kesempatan pengalaman mengajarnya, keluarga baruku Komunitas Jendela Jogja. 😀
Oleh : Wina Hastin