Lompat ke konten

Berbagi Kisah, Aksi Kebaikan Jendela Jakarta di Stasiun Radio

Menjadi relawan adalah sebuah pilihan. Pilihan bagi tiap orang yang tidak hanya merelakan waktunya namun juga tenaga dan idenya untuk berbagi. “Relawan itu memang tak dibayar, bukan karena tidak bernilai, tapi karena tak ternilai”, Anies Baswedan. Ungkapan Anies kala itu membuat saya merenungkan kembali, bahwa pada hakikatnya relawan itu memang secara sukarela berkontribusi dalam aksi kebaikan.

Setiap orang memiliki waktu yang sama, 24 jam setiap harinya, mereka bebas memilih, hal apa yang ingin dilakukan. Ada yang memilih berkutat dengan pekerjaan, menghabiskan waktu luangnya untuk keluarga, ikut organisasi kerelawanan, dsb. Istimewanya mereka yang meluangkan waktu sebagai relawan, yang notabenenya tak dibayar ini, menurut saya adalah sebuah aksi yang perlu diapresiasi.

Lalu, apa aksi kebaikan yang dilakukan oleh Relawan Komunitas Jendela Jakarta?

Dalam sepekan, minggu kedua September, Komunitas Jendela Jakarta diundang berbincang seru di beberapa radio di Jakarta. Ms Tri FM 104.2, 103POP Radio, dan radio milik pemerintah yang telah ada sejak September 1945 yaitu Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 4 dalam segmen ensiklopedia budaya keIndonesiaan.

Wah! Suatu kehormatan ketika saya bisa mewakili Jendela Jakarta dalam berbagi pengalaman sekaligus berbagi cerita kegiatan yang dilakukan oleh relawan maupun adik-adik asuh. Perbincangan berawal dari sebuah perkenalan, bagaimana Jendela Jakarta terbentuk hingga diterima ditengah-tengah masyarakat. Bahkan aksi kebaikan ini juga didukung oleh berbagai pihak.

Kegiatan yang dilakukan oleh Jendela Jakarta berawal dari sebuah ide yang berasal dari relawan-relawan, sehingga bisa dieksekusi bersama, dengan berorientasi pada tiga visi utama Jendela yakni minat baca, perpustakaan dan pendidikan nonformal. Dengan gerakan minat baca ini akan membantu adik-adik memiliki wawasan lebih luas. Oleh karena itu, Jendela Jakarta berusaha memfasilitasi kebutuhan mereka dengan menyediakan perpustakaan. Hal ini pun didukung dengan sharing pengetahuan, melalui pendidikan nonformal.

Harapan kami sebagai relawan, dengan adanya Jendela Jakarta beserta seluruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi adik-adik nantinya. Mereka dapat memiliki bekal yang cukup untuk menggapai kehidupan dan masa depan yang lebih baik.

Diberikan sebuah amanah untuk mewakili Jendela Jakarta membuat saya berpikir dan merenung, menjadi relawan itu tak sebatas panggilan hati loh! Bukan juga hanya ingin mengisi waktu luang. Relawan memang waktunya flexible, tapi bukan berarti mengabaikan tanggung jawab atas apa yang kita pilih. Terlebih, kita memiliki tanggung jawab lebih terhadap adik-adik asuh atas apa yang kita sampaikan dan berikan kepada mereka. Secara tidak langsung mereka pun akan menyerap informasi yang mereka terima.

Semoga aku dan kamu bisa menjaga amanah ini dengan baik ????

(mj/heni.y)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *