Lompat ke konten

Cerita Baru untuk Generasi Baru

 Hari Minggpic5u, 8 Maret 2015 adalah hari yang menyenangkan bagi Jendela Jogja. Dengan berbekal berbagai macam buku dan niat baik, kami kembali menghadirkan Mobile Library di kawasan nol kilometer Yogyakarta.

Bagi yang belum tau, Mobile Library adalah salah satu kegiatan Jendela Jogja untuk terjun langsung mengajak orang-orang terutama anak-anak untuk membaca buku. Mobile Library menyediakan berbagai macam buku menarik dan dengan senang hati mempersilahkan siapa saja untuk membaca secara gratis.

Pagi hari pukul 08.00 kami berkumpul di depan Benteng Vredeburg. Kami memastikan atribut dan buku-buku sudah terkumpul, lalu segera membagi tugas. Setelah buku dan banner tersusun dengan rapi di tempat yang diinginkan, secara bergantian kami berkeliling mengenalkan buku dan Mobile Library pada orang-orang di sekitar kawasan nol kilometer.

Bagi sebagian besar dari kami yang baru pertama kali terlibat, kegiatan ini cukup menantang. Pasalnya, tak semua orang menyambut dengan baik. Namun setelah beberapa kali mencoba mengenalkan kepada beberapa orang tua dan anaknya, wah, kami sungguh bahagia. Ternyata masih banyak orang yang antusias dan bersemangat untuk mengajak anaknya mengenal buku.

Kami pun dengan senang hati menyambut anak-anak ini. Ada yang masih malu di balik pelukan ibunya namun sesekali melirik beberapa buku cerita. Ada pula yang dengan lantang berkata “Aku mau buku tentang hiu!”. Ada yang belum bisa membaca, hanya sekedar melihat gambarnya saja mereka bahagia. Ada yang terbata-bata berusaha keras menyelesaikan kalimat yang ia baca. Ada pula yang sudah lancar membaca hingga berani memilih buku tanpa gambar.

Beberapa dari mereka bahkan meminta kami membacakan buku pilihan mereka. Tentunya dengan bersemangat kami membacakan, menjelaskan, berdialog, dan sesekali tertawa bersama mereka. Sungguh suasana yang menyenangkan melihat anak-anak ceria karena membaca buku.

Ada pula seorang bapak pedagang yang mengenalkan anak-anak pedagang di sekelilingnya kepada kami. “Ini anaknya yang jual teh di sebelah sana itu mbak. Kalo yang ini anak yang jual degan”, ujar bapak itu sambil mengenalkan beberapa anak usia sekolah dasar. “Disini sebenernya banyak kok mbak anak-anak penjual sini”, tambahnya. Yang membuat kami senang, mereka bersemangat sekali memilih buku-buku yang ada. Bahkan ada yang membaca sambil menemani ibunya berdagang.

piciLalu ada juga satu rombongan yang membawa turut serta anak-anaknya. Namun sayangnya, rombongan mereka ada di sisi jalan yang berseberangan dengan kami. Melihat antusias anak-anak tersebut terhadap beberapa buku yang kami bawa, akhirnya kami memboyong sebagian buku anak-anak ke seberang jalan. Mereka lalu sibuk memilih dan duduk membaca dengan asyiknya.

Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun banyak yang tertarik untuk membaca di Mobile Library kami. Ada yang membaca novel, majalah, buku-buku pengetahuan, dan lain-lain. Senangnya melihat banyak orang mau membaca!

Kami sangat bahagia karena kegiatan ini bisa didukung oleh para orang tua yang kami temui. Apresiasi mereka yang datang dan duduk untuk meluangkan waktu membaca menyadarkan kami bahwa keberadaan kami tidak sia-sia.

Waktu memang sangatlah cepat berlalu. Pukul 11.00 WIB kami bergegas merapikan buku-buku ke dalam kotak. Ada rasa puas juga, ternyata kami berbuat hal kecil yang berdampak besar. Bagaimana tidak? Di dunia globalisasi yang serba-serbi dengan teknologi mengesampingkan buku-buku untuk dibaca oleh anak-anak ini, kami mencoba melahirkan kembali tradisi membaca.

pic1Mengajarkan apa artinya berbagi, itu menjadi salah satu hal pengalaman luar biasa bagi kami sebagai relawan baru untuk Jendela. Berbagi itu bukan hanya materi bukan? Senyuman, kabar gembira dan satu lagi ilmu itu bisa menjadi alasan untuk berbagi. Kami menuliskan kesan-kesan agar bisa dibaca oleh orang lain, bahwa berbagi itu indah. Ini yang kami tekankan bahwa dengan membaca kita bisa mengenal dunia, dan dengan menulis kita bisa dikenal dunia. Bukan berarti kita ingin dikenal sebagai komunitas hebat, namun kita ingin dikenal sebagai komunitas yang membawa perubahan bagi generasi muda Indonesia dengan membaca. Dengan demikian, makin banyak orang yang sadar bahwa membaca itu penting. Membaca itu jendela dunia bukan? Dan kami dari relawan baru Jendela membuka dunia dengan membaca. Salam hangat dari kami, untuk para Jendelist.

 

Nama                    : Dahlia Anggita Zahra dan Ghina Padilah

Fb/twitter           : – Dahlia Anggita Zahra/ @dahliaanggita

– Ghina Padilah/@ghinapdlh

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *