Sabtu 11 Februari 2012. Kaliadem siang itu cerah, tak mendung seperti biasanya. Secerah senyum anak-anak Merapi yang kembali menyambut kedatangan kami. Kegiatan hari itu adalah membuat mading. Di atas selembar kertas warna-warni, mereka bersemangat menggoreskan spidol yang juga berwarna-warni, hehehe.
Di atas kertas berwarna hijau, Puput kelas IV SD menggambar dua orang gadis kecil yang berjilbab, sedang berkenalan. Mereka bersalaman sambil menanyakan nama dan tempat tinggal. Di samping gambar dua gadis kecil itu, Puput menambahkan gambar pohon dan kupu-kupu. Di selembar kertas lain, ia menuliskan “I love you, Merapi” dengan tinta timbul dan dihiasi gambar bunga di sampingnya.
Gadis kecil Merapi yang kedua adalah Rika. Ia masih duduk di kelas I SD. Hari itu ia menulis tentang dirinya yang suka mengaji dan bercita-cita menjadi guru ngaji. Disusul dengan gadis kecil Merapi yang ketiga, bernama Erna yang juga masih kelas 1 SD. Di atas selembar kertas berwarna orange, ia menuliskan cita-citanya ingin menjadi guru. Lain lagi dengan Semi, gadis kecil Merapi yang duduk di kelas IV SD itu bercita-cita menjadi guru karena guru yang mengajarnya sekarang lucu dan ganteng. Hehehe, tulisan murni dan keinginan lugu dari kata hati seorang anak kecil yang masih polos.
Selain keempat gadis Merapi itu, ada juga Anin dan Adit. Mereka menggambar gunung dengan pemandangan alam di sekitarnya. Ketika semua gambar-gambar itu dikumpulkan, maka terlihat semakin indahlah karya mereka yang beraneka macam itu. Sementara beberapa anak lainnya baru datang ketika kegiatan hari itu hampir selesai karena mereka ada kegiatan pramuka dan lain sebagainya.
Meski demikian, hari itu kegiatan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan, juga ada cerita lucu. Ketika Semi menghiasi tulisannya dengan beberapa gambar awan, salah seorang dari kami bertanya, “Kok tulisannya dikasih awan? Ntar kalau hujan beneran, gimana?” Mendengar pertanyaan itu, Semi hanya menjawab dengan cuek, “yo ben, Mbak,” sambil tetap asyik dengan gambarnya. Ajaibnya, hanya beberapa detik setelah gambar awan itu selesai, tiba-tiba saja hujan turun. Padahal, hari itu langit di Kaliadem cukup cerah dibandingkan biasanya. Nah loh, jadi beneran hujan deh, kayak gambar Semi. ^_^
– Daryanti Septiyani-