Kembali mengingat kejadian tanggal 14 Februari 2020, di mana saya, Aulia mendaftarkan diri sebagai volunteer Jendela Lampung. Awal kenal Jendela dari instastory teman yang memang sudah berkontribusi di dalamnya. Wah, sepertinya komunitas ini seru dan asyik untuk diikuti dan bisa menambah pengalaman. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi bagian dari mereka. Komunitas Jendela adalah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan anak. Tentunya kita akan berinteraksi bersama anak-anak dan sudah terbayang akan keseruan dan juga tantangannya.
Di kemudian hari, para calon volunteer melakukan registrasi, bertempat di rumah albi — Way Halim. Kami mendengarkan sambutan dan cerita-cerita tentang terbentuknya Jendela, dan cerita tentang gambaran adik-adik yang ada di Bakung. Cerita yang sangat menarik dan membuat penasaran saya akan adik-adik Bakung, sebutan akrab para volunteer Jendela untuk adik-adik tinggal di daerah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bakung yang belajar di rumah baca. Kami juga dikumpulkan dalam rangka persiapan gathering .
Kegiatan gathering dilaksanakan di Taman Cibiah, dimulai dengan kegiatan senam ice breaking yang sangat seru dan kreatif. Senam ini membuat saya bersemangat dan juga para calon volunteer lain. Keseruan kami berlanjut ketika satu persatu kelompok mempresentasikan media pembelajaran. Tidak lupa perkelompok mengenalkan yel-yel yang lucu dan unik. Serangkaian game yang melatih kekompakan, kepekaan, ketelitian dijalani dengan riang, penuh kebersamaan dan canda tawa. Kami semua terbawa suasana keakraban para calon volunteer ataupun yang sudah menjadi volunteer tetap di Jendela.
Seminggu setelah gathering adalah kegiatan pertama saya ke rumah baca. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh, dan ternyata di luar ekspetasi. Saya mengira bahwa rumah baca tersebut masuk ke dalam permukiman, ternyata letaknya di pinggir jalan. Ketika saya memasuki rumah tersebut terlihat di sebelah kanan terdapat buku-buku yang sudah tersusun rapi, ada satu ruangan yang memang memiliki meja untuk adik-adik belajar. Meskipun rumah ini sederhana, namun cukup nyaman untuk belajar adik-adik. Pertama kalinya saya mendampingi adik-adik membaca, mereka cukup antusias. Dan saya termasuk orang yang mudah berkomunikasi, dan saya mencoba mendampingi salah satu dari mereka, seorang anak kelas 5 SD. Saya mencoba memperkenalkan diri dan dia merespon baik. Dia juga termasuk anak yang pintar, sudah bisa membaca, berhitung, dan selalu ceria.
Kegiatan hari itu berlangsung lancar dan meninggalkan kesan yang menyenangkan. Saya sangat beruntung bisa menjadi bagian dari Jendela Lampung. Teman-teman yang berbeda kalangan dan latar belakang, menjadi satu di sini, membuat saya selalu terus belajar, ditambah adik-adik yang selalu semangat, dan senyuman mereka menjadi energi baru dalam diri saya. 🙂
(Aulia)