Lompat ke konten

Hari Bersama Tumpukan Buku yang Bercerita

 

Sabtu, 9 Februari 2019, pagi itu terasa sungguh berbeda. Semakin hangat saat diri ini buka jendela langsung aroma segar menerpa seperti embun berada di dekat kelopak mata. Mentari bersinar sungguh mempesona seperti menggambarkan bahwa hari ini akan ada peristiwa yang istimewa, bagi diri ini untuk bekal terhadap masa depannya.

Hari ini benar sungguh teramat istimewa, baru saja bergabung dalam Komunitas Jendela Jakarta sudah membuat diri ini terpesona, akan ada acara Mobile Library (Moblib) namanya, yang kini akan diadakan di RPTRA Amir Hamzah. Tidak jauh dari lokasi perpustakaan manggarai jendela jakarta. Saat awal di infokan ada acara moblib diri ini tanpa ada rasa ragu dalam jiwa segera mendaftarkan menjadi relawan, dan diri ini percaya akan ada makna yang luar biasa di dalamnya karena tujuan yang sangat baik yaitu untuk menggali atau memicu minat baca bagi anak-anak Indonesia.

Awalnya diri ini berpikir bagaimana caranya agar menarik anak-anak sekitar lokasi untuk mengikuti moblib. Bagaimana anak-anak ini menjadi lebih suka menghampiri tempat baca daripada bermain gadget. Apalagi ini hari Sabtu, hari libur untuk menikmati lepasnya dari tas, sepatu, buku dan seragam sekolah, namun diri ini tetap percaya akan adanya kemudahan dari perbuatan kebaikan di dalamnya.

Dengan langkah yang penuh energi semangat dalam diri sampailah di lokasi. “Wooow!” siapa sangka anak-anak yang menghampiri kami semua, mereka sangat tertarik melihat mobil yang parkir di depan RPTRA Amir Hamzah yang berisi banyak sekali buku cerita di dalamnya. “Kak saya mau baca yang ini!” Kak, saya mau baca yang itu!” kata anak-anak. Mereka terlihat sangat senang melihat mobil dengan banyak sekali buku cerita bermacam-macam di dalamnya. Bahkan ada anak yang belum lancar membaca sangat antusias dengan hal ini. “Kak, aku mau baca yang ini, tapi nanti ajari aku membacanya ya!” kata anak perempuan yang manis tepat berada di samping saya.

Siapa sangka yang awalnya saya berpikir akan sulit untuk mengumpulkan anak-anak untuk membaca, nyatanya mereka yang menghampiri kami semua. Dari sini saya berpikir bukan tidak ada minat baca pada anak-anak namun mungkin belum ada banyak wadah yang menyambut minat bacanya, karena yang sudah terbiasa bermain dengan gadget-nya. Hal ini dapat menjadi bekal untuk diri ini kelak menjadi orang tua untuk memberikan wadah untuk menampung minat baca dalam diri anak-anak. Membiasakannya untuk membaca, berdekatan dengan bukunya agar menjadi temannya.

Tidak hanya itu, kami sangat menikmati acaranya. Tertawa bersama karena ada permainan yang menyenangkan selepas membaca buku cerita, bahkan ada perlombaan untuk menceritakan kembali apa yang sudah dibaca anak-anak itu dan tentu ada hadiahnya. Seru sekali karena saat itu belum ada jarak di antara kami semua, dan penutup setengah wajah yang kini harus ada ketentuannya.

Diri ini rindu akan hadirnya masa itu. Semoga lekas membaik negaraku dan bumiku. Aamiin! Terima kasih Jendela Jakarta, tidak hanya memberikan wadah untuk membaca, namun memberikan senyuman kepada kami semua baik relawan dan anak-anak Indonesia tercinta.

(Ramli Chaniago, Jendelist Jakarta)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *