Lompat ke konten

Jendela Hari Ini….!

Jendela Hari Ini….!

 “Allah dan para malaikat, dan penduduk langit dan bumi, hingga semut di dalam lubangnya dan ikan, mengirimkan shalawat kepada orang-orang yang mengajari manusia kebaikan.” (HR. at-Tirmidzi)

 Jadi gini Gaess….

Satu waktu,saya berkesempatan bertemu mantan guru Bahasa Inggris masa sekolah yang kaget kenapa saya keluar dari lembaga itu…hehe

Dengan pilihan diksi yang tepat, secara hati-hati saya kemukakan alasan pragmatis yang berujung kalimat pamungkas dari Monsieur itu, di kutip dari sahabat Rosulullah SAW, Ali bin Abi Thalib Ra yang intinya,

“Sesungguhnya esensinya belajar…ya mengajar..”

#Jleb banget kan….! Tertancap mantap di batok kepala yang sampe sekarang masih saya ingat, gan….!

Baiklah, Let’s say

jendela lampung

Saya mencoba membiaskan persoalan pertama namun lebih fokus pada penandasan beliau yang saya relevansikan dengan pesan menteri keuangan era SBY, M. Chatib Basri saat memberikan kuliah umum di Australia (kompas.com, 22/2/2014). Ada tiga syarat Indonesia jadi negara maju yaitu infrastruktur, kelembagaan dan terakhir investasi dibidang sumber daya manusia

Yeah…Pendidikan menurut saya, sebuah jalur yang bisa ditempuh untuk investasi itu. Tak mesti sekolah, karena untuk membuat sebuah sekolah terlalu ribet urusannya. Bergabung dalam sebuah komunitas atau sekedar mengajarkan anak tetangga mengaji dan membaca. Menurut saya sudah turut serta mendukung Indonesia menjadi negara yang berdaya

Satu ulasan yang ingin dibahas, kehadiran komunitas Jendela di hidup saya ibarat oase penyegar dahaga mengajar untuk turut berpartisipasi dalam barisan Kh. Dewantara, mendidik dan mengajarkan mereka berani bermimpi untuk masa depan yang indah ditengah himpitan situasi politik dan ekonomi yang Ah sudahlah…!

Di komunitas jendela, saya dan teman-teman lainnya setidaknya membagikan secuil ilmu kepada adik-adik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung kota Bandar Lampung. Hamparan gunungan sampah lengkap dengan semerbak baunya menjadi santapan rutin bagi kami para volunteer setiap kesana. Tapi semua terbayar lunas ketika melihat semangat mereka setiap minggunya mengais ilmu untuk sebuah cita-cita luhur agar keluar dari jeratan kemiskinan.

Kalau boleh jujur, mendidik anak-anak kota pinggiran dengan pola hidup biasa di jalanan membuat tantangan sendiri. Kuncinya buat mereka nyaman dengan keberadaan kita. Buat mereka percaya sama kita sebagai kakak asuhnya. Buat mereka menyukai kita. Terakhir buat mereka cinta sama kita. Ketika mereka nyaman selanjutnya giringlah pada kebaikan #tsahhh :p

Rangkul…

Dengarkan…

Dekati….

Pahami.. dan doakan mereka…

C’mon guys…! Kalau bukan kita siapa lagi. At least sedikit ilmu yang kita distribusikan kepada mereka menjadi amal jariah. Kalau pun bapak-ibunya memulung, jangan biarkan mereka bernasib sama. Ajak mereka berani bermimpi, menyukai sekolah, menikmati indahnya ilmu pengetahuan, taat pada agama dan cinta Indonesia.

Bila menyerahkan semua pada pemerintah, saya gak akan jamin solusinya. Lihat aja, pembagian beasiswa Bina Lingkungan (Biling) dan bidik misi masih ada aja gak tepat sasaran.

Makin pesimis aja deh -_-

Karena muda tidak terulang kedua kalinya, maka carilah kebarokahan di masa mudamu. Ikutlah komunitas atau karang taruna, jangan sibuk dengan social media #self reminder sih..hehe

Terakhir, gak sengaja ngegungling ada pesan dari pak Ridwan Kamil kala pertama beliau dillantik menjadi walikota Bandung. Saya berharap di kota ini, hadir juga pemimpin berjiwa muda yang mau mendengarkan dan aksi nyata yang gak hanya selogan kerja..kerja ..kerja aja.

Kawan-kawan yang bersemangat,

 Saat kita kecewa kita tidak boleh membisu. Saat kita dihinakan kita tidak
boleh diam. Kita harus bergerak cepat mencari jalan baru. Mengubah dunia
sudah tidak bisa dilakukan sendirian. Jalan baru mengubah dunia itu
bernama kolaborasi. Kolaborsi adalah kunci pintu sebuah rumah bernama
masyarakat madani. Kolaborasi adalah sebuah pola pikir bahwa hanya kita
sendiri yang seyogianya mengubah nasib buruk kita. Kota kita adalah
tanggung jawab kita sendiri.

Kawan-kawan yang peduli…

Kata orang bijak, daripada selalu mengutuki kegelapan lebih baik
menyalakan lilin-lilin kecil. Sekarang saatnya kita hadirkan nyala
lilin-lilin itu untuk masa depan yang terang bagi anak-anak kita. Saya
bermimpi, jika di suatu pagi di hari Minggu yang cerah di tahun 2018, di
saat kita mengantar anak-anak kita bermain di taman kota, Saya ingin Anda
berkata: “Ya Allah, Tuhanku, ternyata 5 tahun lalu itu waktuku untuk jadi
relawan tidaklah sia-sia”.
Mari bergerak kawan-kawan. Ada kereta mimpi yang harus kita kejar…

(RK)

 #Tetap Semangat menebar kebaikan, teman-teman pejuang pendidikan komunitas

#harianaknasional_semoga anak-anak Indonesia sehat, cerdas, ceria dan berakhlaq mulia

7 Syawal 1436 H @ my lovely Rumah Jagabaya, Bandar Lampung

 Oleh

Karlina Aprimasyita

Jendelist Lampung- blogger-karyawati-anak muda Indonesia yang suka belajar dan pencari ilmu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *