Lompat ke konten

Kampanye Nasional “Hentikan Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan”

21 April 2013 – Di hari minggu pagi itu, kakak-kakak dari Jendela Jakarta pergi ke Monas. Kami berempat mewakili Komunitas Jendela Jakarta , yaitu yang terdiri dari Kak Deni, Kak Irham, Kak Andi, dan Kak Offy datang ke Monas dalam rangka menghadiri acara Kampanye Nasional “Hentikan Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan” yang bertepatan dengan Hari Kartini. Acara kampanye nasional ini diselenggarakan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).Untitled-1 copy

 Dalam acara kampanye nasional ini dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak – Linda Amalia Sari Gumelar, Deputi Perlindungan Anak Kementerian PP&PA Y. Puspita, Kepala Humas PP&PA Endang, Ketua Dewan Pembina Komnas Anak – Kak Seto Mulyadi, Ketua Umum Komnas Anak – Arist Merdeka Sirait, Sekjen Komnas Anak  – Samsul Ridwan, Ketua Bidang Penggalangan Dana Komnas Anak –  Henny Hermanoe, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB DKI Jakarta – Asep Sjarifuddin, dan Pak Jokowi tidak bisa datang dikarenakan sedang berhalangan hadir (Diwakilkan Oleh Sekretaris Kota Jakarta Pusat). Kampanye Nasional ini juga didukung oleh beberapa komunitas antara lain dari Yayasan Sahabat Anak (@sahabatanak), Yayasan KDM (@YayasanKDM), Yayasan Pulih (@YayasanPulih), Parapattan 1832 (@Parapattan1832), dan Yayasan Rawinala (@YayasanRawinala),dll.

Dalam acara ini, Bapak Aris Merdeka Sirait dan Kak Seto memberikan kampanye tentang pentingnya Undang-Undang Perlindungan Anak. Karena sampai saat ini masih saja terjadi tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan . Bahkan kasusnya meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan karena belum adanya hukuman yang tegas, kurangnya kesadaran pelaku akan hukum dan kurangnya pemberi efek jera kepada pelaku. Bapak Aris Merdeka Sirait mengatakan bahwa setidaknya diberikan hukuman minimal 20 tahun dan maksimal seumur hidup tanpa remisi bagi pelaku kekerasan. Pada kesempatan ini juga dilakukan pengukuhan Ibu Linda Amalia Sari Gumelar sebagai ikon Melawan Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan”.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak – Linda Amalia Sari Gumelar,  dalam kegiatan itu mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Komnas Anak bersama semua elemen yang terlibat. “Pemerintah tidak akan bisa bekerja sendiri, harus selalu melibatkan semua pihak. Acara pagi hari ini bertepatan Hari Kartini sebagai pertanda bahwa apabila kita bersatu semuanya akan terasa ringan. Terima kasih dan apresiasi secara khusus saya sampaikan kepada Komnas Anak yang telah menginisiasi acara ini.

upload2

Di penghujung acara, Ibu Linda Gumelar melepas balon ke udara yg bertuliskan “Hentikan Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan” dan diikuti oleh pengunjung yg hadir. Setelah itu dilakukan Long March dari beberapa komunitas yg hadir. Start dimulai dari depan panggung, lalu mengelilingi Monas sambil membentangkan spanduk bertuliskan “Stop Kekerasan, Jalin Persahabatan”, “Hentikan Kekerasan Pada Anak dan Perempuan“. Beberapa teatrikal juga mewakili aspirasi kampanye kali ini.
Di akhir acara kami juga bertemu dengan Ibu Venna Melinda, Anggota Komisi X DPR yg pernah melakukan kunjungan ke perpus kami di Manggarai, Ibu Venna juga memberikan beberapa sambutan dan inspirasi tentang bahayanya kekerasan pada anak dan perempuan.  Kamipun  berkesempatan menyapa beliau dan berfoto bersama. Kami juga berkenalan dan berbincang dengan Pak Samsul Ridwan dari Sekjen Komnas PA, serta tidak lupa juga kami menyapa kak Walter dari komunitas Sahabat Anak.

Dalam moment yang sama, Komnas Anak pun telah meluncurkan pin khusus Kampanye Melawan Kekerasan Perempuan dan Anak guna menambah greget perjuangan itu. Menurut Sekjend Komnas Anak Samsul Ridwan, pin tersebut merupakan hal baru, melambangkan perlindungan anak dan perempuan.

“Kami berharap model pin ini bisa menjadi simbol nasional. Warna putih melambangkan anak dipadu dengan warna ungu yang sudah dikenal sebagai simbol perempuan,” ujar Samsul ditempat yang sama.

Mari bersama sama kita hentikan kekerasan terhadap anak dan perempuan.

” Keras Itu Tidak Masalah, Tapi Kekerasan Itu Yang Bermasalah”

 upload 3upload 3yy

 

 Post By : Andi Perdana

Edited By : P.Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *