365 Books For Indonesia; Kegiatan Berbagi Buku dan Inspirasi tentang Mimpi di SD At I’tisham, Dusun Klepu, Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul
Alhamdulillah setelah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan menyesuaikan jadwal dengan teman-teman Jendela Yogyakarta, kita memutuskan bahwa hari Sabtu tanggal 22 Juni 2013 kita akan berkunjung di Sekolah Dasar IT Al I’tisham yang berada di Dusun Klepu, Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Tujuan kita adalah memberikan buku-buku bagi SD IT Al I’tisham, mengingat bahwa buku di sana baik buku pelajaran maupun buku bacaan ringan tidak tersedia dengan lengkap.
Sabtu, 22 Juni 2013 di pagi hari. Kami berkumpul di bundaran UGM, bukan hanya sekedar membawa jiwa dan raga, kita juga membawa beberapa kardus yang tentunya berisi buku yang akan disumbangkan serta camilan untuk adik-adik di sana. Kami memutuskan berangkat pukul 08.15 WIB setelah semua personil yang confirm akan ikut sudah berkumpul semua, 10 orang tepatnya. Bersyukur hari itu langit cerah, artinya perjalananan akan sesuai dengan rencana awal. Pukul 10.20 WIB kita sampai di tempat tujuan, sedikit ngaret dari waktu yang sudah dijadwalkan karena pertama, 3 sepeda motor yang mengendarainya adalah perempuan jadi harus pelan-pelan dan kedua, kita harus berdebat sebentar dengan penjaga pos retribusi (soal jalur ke SD tersebut).
Sesampainya di tempat tujuan, saya sendiri merasa sedikit bersalah karena banyak adik-adik yang bilang “kelamaan”. Tapi perasaan bersalah itu hilang ketika seorang bapak-bapak menghampiri kita dan menyalami satu per satu, ternyata dia adalah guru di SD tersebut, namanya Pak Budi. Adik-adik segera di kondisikan oleh Pak Budi dan langsung duduk rapi di dalam masjid (SD Al I’tisham berada tepat di belakang masjid). Kami memperkenalkan diri. Subhanallah, anak-anak di sana merasa senang kita datang, senyum mereka yang mengatakannya. Buku tersebut resmi diberikan saat Kak Wawan memberikannya kepada adik-adik secara langsung. Well, mereka langsung ingin mendapatkan buku tersebut dan ingin membacanya. Tapi Kak Wawan melarangnya, karena yaa, acara kita selanjutnya adalah nonton film jadi tidak bisa sambil baca buku. Serdadu Kumbang, itulah nama film yang akan kita putar hari itu. Saya sendiri berharap bahwa film tersebut dapat menginspirasi adik-adik di sana untuk berani bermimpi sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dan taraaaaaaaa, film itu harus kita potong karena sudah terlalu siang, kasihan adik-adik harus segera makan siang, dan kasihan juga orang tua mereka sudah menunggu hehe. Pertanyaan pun dilontarkan kepada adik-adik, seputar mimpi mereka di masa yang akan datang. Banyak diantara mereka yang masih kebingungan, terutama adik-adik perempuan, ya mungkin karena mereka malu dengan kita. Adik-adik di sana banyak yang ingin menjadi guru dan polisi, adapula yang ingin menjadi pemain sepak bola handal, tentara, dokter, dan lain sebagainya. Sungguh cita-cita yang mulia, semoga buku yang diberikan oleh kakak-kakak dapat bermanfaat untuk membantu mewujudkan cita-cita mereka. Amin.
Sebelum mengakhiri pertemuan, kakak-kakak Jendelist membagikan snack kepada adik-adik. Kakak-kakak Jendelist seperti baru berulang tahun, mereka membagikan jajanan kepada teman-teman yang menghadiri pesta ulang tahunnya hahaha Semakin banyak snack yang kita bagikan berarti semakin cepat kita harus berpisah. Dan benar, snack terakhir telah dibagikan. Kami pun harus berpisah dengan adik-adik karena mereka harus segera pulang. Mereka mencium punggung tangan kami satu per satu.
#jleb, mereka benar-benar membutuhkan buku itu, mereka benar-benar membutuhkan fasilitas yang lebih memadai. Jalan yang harus dilalui untuk sampai di tempat mereka sangat sulit, naik turun bukit, aspal yang berlubang, jalan sempit, belum kalau ada kendaraan dari lawan arah. Teman, adik-adik itu butuh kita, butuh kita untuk mengubah kesedihan mereka menjadi tawa, butuh kita untuk membantu mereka menggapai cita-cita.
“Sekecil apapun yang kamu berikan, apabila kamu memberikannya dengan ikhlas maka kamu akan mendapatkan yang lebih besar dari apa yang kamu berikan untuk orang lain di kemudian hari”
Big thanks for Yella (PJ acara), Mas Wawan (pak ketua Jendela Jogja), Mbak Sella, Mbak Citra, Mbak Mentari (fotografer), Mas Uul, Mbak Dhani, Dety, sama Ari yang sudah meluangkan waktu untuk berbagi dengan adik-adik di Gunungkidul, yang sudah meridhakan sedikit kocek untuk beli bensin dan mengikhlaskan badan untuk capek. And special thanks buat adik-adik serta Pak Budi yang sudah memberikan kita banyak pelajaran berharga, tentang tawa dan makna bersyukur
Fitri Fatonah (Jendela Jogja)