Judul : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Ilmu
Tahun terbit : 2013
Nasihat Papa tentang Om Thomas
Kata Papa, bahkan bila terbakar hangus seluruh keluarga kita, jangan pernah berhenti peduli.
Walau pun terfitnah kejam keluarga kita, hingga rasanya sakit menembus relung hati, jangan pernah berhenti berbuat baik.
Anak-anakku, jadilah orang-orang yang berdiri gagah di depan,
membela kebenaran dan keadilan.
Jadilah orang-orang yang berdiri perkasa di depan,
membantu orang-orang lemah dan dilemahkan.
Atau jika tidak, berdirilah di belakang orang-orang yang melakukannya,
dukung mereka sekuat tenaga.
Maka, seluruh kesedihan akan diangkat dari hati,
seluruh beban akan terasa ringan.
Karena akan tiba masanya orang-orang terbaik datang,
yang bahu-membahu menolong dalam kebaikan.
Akan tiba masanya orang-orang dengan kehormatan hadir, yang memilih jalan suci penuh kemuliaan.
Percayalah.
Dan jangan pernah berhenti percaya, meski tidak ada lagi di depan, belakang, kiri kananmu yang tetap percaya
Buku ini mengharu biru. Bagaimana tidak, kondisi buku ini mirip dengan kondisi di negara kita. Permainan mafia hukum disajikan dengan apik dan seru. Nama-nama pemain pun mirip. Ada JD sebagai presiden dengan latar belakang walikota & gubernur, wartawan bernama Najwa yang punya acara televisi dll. Hahahahaaaa.. Mirip ya? Namun, penulis telah menegaskan bahwa cerita ini adalah fiksi. Apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita, itu hanyalah kebetulan belaka.
Aku tidak akan menceritakan apa isi buku, karena kalian pasti bisa menemukan itu di resensi di tempat lain. Aku hanya ingin mengemukakan pendapatku tentang pesan buku. Buku ini ditulis berdasarkan keprihatinan penulis terhadap kepedulian masyarakat yang semakin berkurang. Orang baik memilih diam dan sibuk dengan kehidupannya sendiri. Mungkin mereka telah lelah, lelah menghadapi mafia hukum yang terlalu kuat mencengkeram bangsa ini.
Ada benarnya puisi di atas. Jika kita tak mampu menjadi garda depan menegakkan keadilan, setidaknya kita berada di belakang orang-orang yang melakukannya. Lakukan hal-hal kecil dengan baik dan adil. Jika kamu adalah polisi lalu lintas, tolaklah uang tilang. Jika kamu adalah guru, mengajarlah dengan baik. Mengajar dengan hati, bukan karena uang. Bahkan jika kamu adalah seorang ibu rumah tangga, jadilah ibu yang hebat. Ibu yang melahirkan dan mendidik seorang pemimpin yang hebat. Apa pun profesi kita, setiap langkah yang kita lalui, lalui lah dengan kebenaran. Agar hati tak lagi resah. Agar hati tak lagi bertanya, mengapa kita tak bisa banyak berbuat untuk negeri ini. Agar tak ada lagi penyesalan di esok hari.
Resensi oleh : Nita MR