Lompat ke konten

Komunitas Pena Aksara: Belajar Dari Pendahulu

Sharing Session Komunitas Jendela dalam Acara Volunteer Gathering “Komunitas Pena Aksara”

Jarak sekitar 50 km yang harus ditempuh dari Jakarta ke Bogor bukan menjadi halangan untuk terus melangkahkan kaki menuju kebaikan. Seperti yang dilakukan oleh salah satu founder Komunitas Jendela dan dua orang perwakilan tim Public Relation Jendela Jakarta pada Hari Minggu kemarin (6/8). Komunitas Jendela Jakarta diundang untuk mengisi sharing session dalam acara gathering relawan perdana Komunitas Pena Aksara di sebuah villa asri kawasan Sentul, Bogor.

Komunitas yang baru dirintis selama 7 bulan ini fokus pada pengembangan pendidikan anak-anak marjinal di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Para relawan terdiri dari anak-anak muda yang punya semangat tinggi untuk berkontribusi namun tidak memiliki kapabilitas dan pengalaman dalam membangun sebuah komunitas melatarbelakangi acara sharing session tersebut perlu dilaksanakan. Hal ini senada seperti yang diungkapkan oleh Kak Arul, penanggung jawab Komunitas Pena Aksara bahwa Pena Aksara hanya bermodalkan keinginan berbagi dari para relawannya sehingga Pena Aksara perlu banyak belajar dari komunitas-komunitas yg lebih dulu bergerak, Komunitas Jendela Jakarta salah satunya. “Diharapkan setelah acara ini, kedepannya pena aksara menjadi komunitas yang produktif dan lebih bermanfaat bagi orang banyak, khususnya masyarakat yang membutuhkan.” Tambahnya.

Kegiatan sharing session dimulai dengan perkenalan, singkat dari perwakilan Komunitas Jendela Jakarta yang hadir. Dilanjutkan dengan cerita seputar bagaimana awal mula Komunitas Jendela dibentuk, suka duka menjadi relawan, sistem kepengurusan yang berjalan, hingga perlunya komunitas yang baru berkembang untuk show up di berbagai media––baik media massa maupun sosial––dalam rangka menunjukkan eksistensinya.

Tak lupa, diselipkan ice breaking agar relawan tidak merasa jenuh mendengarkan banyak cerita yang dipimpin langsung oleh Mbak Prie, salah satu founder Komunitas Jendela. Para relawan diminta berpasangan dan berdiri sejajar secara vertikal, kemudian relawan yang berada di posisi depan diminta untuk menjatuhkan dirinya ke belakang. Permainan ini bertujuan untuk memotivasi relawan agar saling percaya kepada temannya dalam satu komunitas. “Komunitas tidak akan menjadi besar tanpa adanya kerja sama dari relawan yang saling percaya satu sama lain, jadi penting sekali acara seperti ini rutin dilakukan untuk menjaga kekompakan relawan” Ucap Mbak Prie. Tak ketinggalan, gelak tawa yang memenuhi seluruh ruang menunjukkan betapa antusias dan semangatnya para relawan Komunitas Pena Aksara pada hari itu.

Setelah puas bermain, dilanjutkan sesi tanya jawab dari para relawan Komunitas Pena Aksara kepada perwakilan Komunitas Jendela Jakarta. Mayoritas pertanyaan yang diajukan seputar karakter anak dan beragam permasalahannya. Setelah sesi tanya jawab selesai, Mbak Prie kembali mengajak semua relawan berdiri dan bermain lagi. Mereka diminta untuk mengangkat tangan kanannya ke arah depan, kemudian digerakkan hingga berhenti di satu titik tanpa menggerakkan badan. Titik tersebut merupakan titik dimana tangan sudah tidak bisa lagi digerakkan dan setelah mencapai titik tersebut, tangan kembali diposisikan seperti semula. Kemudian, Mbak Prie memberikan sugesti kepada para relawan untuk yakin dapat melampui titik terakhir yang dicapai dan meminta mereka kembali menggerakkan tangannya. Banyak yang berhasil melampaui titik sebelumnya, namun tidak sedikit juga yang gagal. Permainan tersebut diberikan untuk memotivasi para relawan agar tidak patah semangat dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai karena komunitas tidak bisa memaksakan idealisme dari salah satu anggota saja tetapi harus mampu menampung semua ide atau pendapat semua anggota dalam merealisasikan tujuannya.

Di akhir sesi tanya jawab, Kak Arul memberikan bingkisan hand-made lucu, hasil karya salah satu relawan Komunitas Pena Aksara yang berisi baju Komunitas Pena Aksara kepada ketiga perwakilan Komunitas Jendela Jakarta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama di ruang makan dan berfoto sebelum kami (red: perwakilan Komunitas Jendela) kembali ke ibu kota.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *