Taqabbalallaahu Minnaa wa minkum, taqabbal yaa kariim. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H / 2018 M kepada seluruh kakak-kakak relawan Komunitas Jendela di mana pun berada.
Gimana libur lebarannya?
Lebaran sangat identik dengan makanan, karena saat momen lebaran ini semua jenis makanan tersaji, mulai makanan tradisional sampai modern. Tidak ketinggalan, ketupat sayur sebagai makanan ‘wajib’ lebaran yang ternyata memiliki banyak nama dan versi sesuai lokasi di mana ia berada.
Setelah sekian lama libur dari kegiatan, akhirnya kami memulai kegiatan dengan diawali Halal Bihalal sebelum besok (minggu) mulai mengajar kembali. Tentunya banyak cerita dan pengalaman dari mereka yang mudik, yuk simak pengalaman dan cerita menarik dari kakak-kakak relawan Komunitas Jendela Jakarta yang mudik libur lebaran kemarin!
Pada hari Sabtu (30/6) lalu, kakak-kakak dari Komunitas Jendela Jakarta mengadakan Halal Bihalal. Meskipun hanya dihadiri oleh beberapa relawan (9 orang: Kak Ali, Kak Putra, Kak Ade, Kak Ayu, Kak Hasby, Kak Devi, Kak Heni, Kak Jundrei dan Kak Hilal), dikarenakan ada yg sudah mulai kerja, sudah ada aktifitas lain, beresin kosan, beresin hati (eh), dll., banyak cerita dan pengalaman menarik dari mereka.
Sebagai ‘Kepala Suku’ (red: Koordinator Umum) Komunitas Jendela Jakarta, Kak Ali menghabiskan libur lebaran kemarin hanya di kota tercintanya, Bogor. Dia menikmati quality time bersama keluarga tercinta yang sering ditinggalkan karena aktifitasnya yang sangat padat sebagai mahasiswa dan juga aktivis sosial. Ga bosen kak di Bogor aja?
Hayo siapa yang tau Provinsi asal dari Tari Saman? Ya, Provinsi Aceh, dulu sempat berganti nama menjadi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Salah satu relawan Jendela Jakarta, Kak Putra, berasal dari Aceh tepatnya di kota Langsa, 10 jam dari kota Banda Aceh. Puasa di Aceh, suasana nya sangat berbeda di banding Jakarta, di sana bisa lebih fokus ibadah, tadarrus setelah tarawih, dll.
Di Aceh terdapat tradisi Megang/Meugang, yaitu tradisi memasak daging sapi sehari sebelum puasa dan sehari sebelum lebaran. Enak nih. Kemudian, di kota Langsa tidak ada yang namanya Pak RT dan Pak RW, di sana adanya Gecik yang artinya Kepala Dusun. Kemudian, banyak makanan/cemilan khas Aceh yang menjadi sajian saat lebaran, seperti timpan, bhoi, keumamah, bohromrom, dll. Aneh-aneh ya namanya? Tenang, meskipun namanya agak asing, tapi rasanya dijamin enak dan bikin ketagihan, ga percaya? Cobain aja hehe.
Ternyata, ga semua kakak-kakak relawan yang merantau itu mudik loh saat lebaran kemarin. Entah karena keabisan tiket atau alasan lain, Kak Ade memutuskan untuk tidak mudik ke Palembang tahun ini. Ya, Kak Ade ini asli Palembang, tepatnya di Kabupaten Lahat. Ada yang tau? Cek sendiri ya di Google Maps hehe.
Meskipun ga mudik, libur lebaran tahun ini sangat berkesan buat Kak Ade. Memasuki bulan ke tiga merantau di Jakarta, dia telah menjelajahi beberapa destinasi wisata yang mungkin orang Jakarta sendiri belum tentu pernah mengunjunginya. Salah satunya adalah Dufan (Dunia Fantasi) Ancol. Meskipun mendapatkan diskon untuk tiket masuknya, karena libur lebaran, tapi apa rasanya ya sendirian ke Dufan tanpa teman ngobrol? Yang punya temen cewe, boleh loh dikenalik ke Kak Ade. Selain ke Dufan, Kak Ade juga mengunjungi beberapa museum dan taman yang ada di Jakarta. Wah, pasti jadi pengalaman yang berkesan banget nih, jadi tau banyak tentang lokasi wisata di Jakarta.
Namanya Andi Ekawahyu Nofitri, tau dong dia berasal dari mana? Kakak yang biasa disapa Kak Ayu ini blesteran Sulawesi-Jawa. Tahun ini Kak Ayu ga mudik, karena di keluarga besarnya ada tradisi untuk gantian gitu mudiknya. Misal, tahun lalu semua kumpul di Makassar maka tahun berikutnya ditentukan apakah di Jawa atau di Jakarta. Nah, berdasarkan hasil sidang isbat keluarga besar, ternyata tahun ini semua kumpul di Jakarta, tepatnya di rumah Kak Ayu. Makanya Kak Ayu selama libur lebaran kemarin ga kemana-mana, karena semua keluarga besarnya yang dari Jawa, Sumatera, dan Makassar kumpul di Jakarta. Bahkan, mereka sudah di Jakarta sejak seminggu sebelum lebaran loh, asik banget.
Meskipun ga mudik ke Makassar/Jawa, bukan berarti ga bisa nyicipin makanan khas sana. Ternyata mereka di Jakarta membuat makanan khas dari Makassar dan Jawa loh, mulai dari Es Pisang Ijo, Coto Makassar, Rawon, dll. Kalo gini mah, tetep jadi berasa mudik hehe. Ada yang bikin spesial buat Kak Ayu di libur lebaran tahun ini, ada ‘calon keluarga baru’ yang silaturrahim ke rumah dan ketemu orang tua, asiiiik bulan puasa tahun depan udah ada yang bangunin sahur nih.
Siapa yang ngerasa lebaran saat ini beda dengan lebaran beberapa tahun lalu? Ya, itu juga yang dirasakan Kak Hasby. Seiring bertambahnya usia, ko kayanya suasana lebarannya beda ya dibanding waktu masih kecil dulu, takbiran keliling kampung, keliling rumah tetangga untuk silaturrahim bareng temen, tiap salim sama om/tante dikasih uang, dll. Mungkin karena sekarang temennya udah pada gede, udah pada gendong anak, makanya Kak Hasby segera menyusul supaya bisa merasakan suasana lebarannya.
Oh iya, Kak Hasby ini asli Tegal dan kemarin mudik saat H-5 lebaran. Baru sampe Jakarta lagi 2 minggu kemudian, tanggal 24 Juni. Ga masuk kantor kak? Atau cutinya diperpanjang? Pas Halal Bihalal kemarin, Kak Hasby bawa makanan khas Tegal, namanya … (maaf lupa hehe).
Tabik Pun, Ya Pun. Itulah salah satu sapaan berbahasa daerah dari Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai atau Lampung yang menjadi kota asal Kak Devi. Ya, Kak Devi berasal dari Lampung, tepatnya di Lampung Timur, dekat dengan Taman Nasional Way Kambas. Sering main sama Gajah dong Kak?
Lebaran di Lampung layaknya lebaran di kota dan daerah lain, keliling rumah tetangga dan saudara, bersilaturrahim. Namun ada yang menarik, di sana terkenal tradisi Riungan. Pada tradisi Riungan ini, masyarakat di sana saling bertukar makanan satu bulan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Wah, seru banget. Kemudian, memasuki pertengahan Ramadhan beberapa masyarakat mengadakan tradisi Kupatan, dan di hari ke-7 bulan Syawal mereka merayakan Lebaran Ketupat. Asik yah. Untuk makanan, banyak banget makanan khas Lampung yang disajikan saat lebaran, ada Lemang, Sekubang, Legit, Engka, dll. Jangan-jangan, ada salah satu makanan tersebut yang pernah kamu makan tapi kamu gatau namanya.
Meskipun tidak ikut merayakan Hari Raya Idul Fitri, Kak Jundrei tetap ikut merasakan kemeriahannya dengan mudik ke Medan dan kumpul bersama keluarga. Jangan kebanyakan makan duren dan bolu Meranti ya kak, dijaga kesehatannya, duren dan bolu Merantinya buat kakak-kakak Relawan yang lain aja hehe.
Tahun ini Pak Presiden baru saja meresmikan Bandara baru loh di daerah Jawa Barat, namanya Bandara Kertajati. Lokasi bandara ini ada di kota kelahiran Kak Heni, Malajengka. Kak Heni mudik ke Majalengka naik pesawat? Wow. Libur lebaran kali ini seperti biasanya Kak Heni silaturrahim dan ziarah ke makam kakek-nenek buyut. Yang spesial? Belum ada, karena belum ada ‘calon keluarga baru’ yang main ke rumah seperti Kak Ayu.
The last but not least, sebagai orang asli Jakarta (red: Betawi) Kak Hilal mah pasti ga kemana-mana. Kalau pun mudik paling ya tetep di Jakarta juga. Tapi, ternyata libur lebaran kemarin Kak Hilal ‘mudik’ loh ke Jepara, sayangnya bukan ke rumah ‘calon keluarga baru’, tapi ke rumah keluarga besar kakak iparnya. Yang menarik adalah itu menjadi one-day-mudik, dia berangkat malem minggu, sampe Jepara minggu pagi, minggu sore balik lagi menuju Jakarta, Senin dini hari sudah di Jakarta. Ga cape Kak?
Itulah beberapa cerita libur lebaran dari kakak-kakak relawan Komunitas Jenderla Jakarta. Ayo ceritakan tentang libur lebaran mu kemarin ke dalam kolom komentar di bawah. Selamat beraktifitas kembali.
Let’s Prepare the Reader to Build the Future. (mj/hilal)