Lompat ke konten

Membaca, Kami Merdeka!!!

_MG_7603Hei, kamu ikut apa?

Aku ikut lomba kelereng sama makan kerupuk. Kamu, ikut apa?

kamu?

Kamu?

 

Begitulah anak anak, selalu penasaran dengan orang lain. Bila mereka menemukan jawaban yang sama dengan lomba yang di ikutinya, anak anak akan tertawa girang penuh senyuman bahagia. Bila ia menemukan temannya berbeda, ia akan mengajak temannya untuk ikut lomba yang sama.

Suasana itu terdengar, setelah Kak Ojo mematikan mesin motor yang baru dipakai, menjemput adik-adik Turgo di wilayah 2, wilayah yang dekat dengan Taman Bunga Anggrek Turgo. Kak ojo menjemput adik-adik Turgo tidak sendiri, dia ditemani kakak Jendelist yang lain, yaitu Kak Heri, Kak Zaki, dan Kak Hamim. Dan kakak-kakak jendelist yang lain sedang mempersiapkan keperluan lomba.

_MG_7717

 

Udara segar, sangat nikmat untuk dihirup sedalam-dalamnya, sesegar kicau burung kenari putih yang berkicau panjang membangunkan Kak Ojo. Segarnya udara dan kicau burung adalah ciri khas desa Turgo yang begitu ramah menyapa para jendelist, setiap minggu pagi datang membawa semangat, merdeka dengan membaca.

Namun pagi ini, Minggu, 16 Agustus 2015, burung burung itu berkicau lebih merdu dari biasanya, merapi pun ikut menyambut dengan indahnya. Menyambut hari istimewa, hari pertama setelah libur panjang komunitas Jendela Jogja di desa Turgo dan sangat sangat istimewa karena menyambut Kemerdekaan Indonesia, HUT RI ke 70. #AyoBacaBuku (karna Ayo Kerja sudah terlalu mainstream)

Gimana kalo kita ikut semua lomba?

Ah, ga mau capek. Siapa tau kita juara?

Hmm, ayo!!!

Mba Agustiiiiin, kami ikut semua lomba ya? Mereka megucap berbarengan kompak seakan sedang paduan suara.

“Iyaa, sudah di tulis.” Ucap kak Agustin sambil tersenyum.

Lomba kerupuk menjadi awal dimulainya lomba, dari beberapa lomba yang telah dipersiapkan, yaitu lomba memasukkan paku, kelereng, sampai estafet ambil koin. Setiap lima anak-anak Turgo dipanggil. Semua orang tertawa, melihat tingkah peserta yang sedang berjuang. Memang perjuangan dalam lomba sangat jauh dari realita perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Namun mereka belajar bagaimana dalam berjuang, membutuhkan semangat, strategi, dan juga kesabaran.

Berbicara mengenai perjuangan, KI Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional menggunakan pendidikan sebagai alat perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Dalam pelaksanaannya (pendidikan) dapat di berbagai tempat, oleh beliau disebut Tri sentra pedidikan, yaitu: Alam Keluarga, Alam Perguruan, Alam Pergerakan Pemuda. Dan Komunitas Jendela mungkin juga termasuk alam pergerakan pemuda yang turut berkontribusi dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan anak. Sesuai visi komunitas Jendela : Menjadi komunitas berjiwa muda yang fokus berkarya & berkontribusi pada pendidikan anak.

3

 

Hehehe…. kok jadi panjang lebar x tinggi…

Ok intinya…

Hari ini lombanya seru dan rame banget, anak anak berlarian penuh tawa. Hehe kok berlarian penuh tawa? Karena lomba kelereng dan lomba memasukkan paku dalam botol dibuat berjarak antara start dan finish. Sedangkan lomba estafet ambil koin menjadi lomba tim, satu tim terdiri dari 2 peserta. Dengan pembagian tugas peserta satu mengambil paku dari pepaya yang sudah dihias cantik dengan koin dan seduhan kopi hitam, kemudian di taruh ditempat yang sudah di isi tepung. Peserta dua mengambil koin pada lautan tepung kemudian di taruh dalam tempat yang sudah disediakan.

Lagi lagi tawa pecah, menutup perlombaan. Para peserta menertawakan wajah peserta yang lain karena adonan kopi dan tepung menempel di setiap wajah para peserta. Akhirnya kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah untuk para pejuang dan para juara di perpustakaan Turgo, perpustakaan rintisan dari Komunitas Jendela Jogja.

 

By : Kak Ojo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *