Lompat ke konten

Membaca untuk Dunia

Pagi hari ini, 12 Maret 2013, langit Jakarta cerah. Secerah hati kakak-kakak Jendelist Jakarta yang sedang merayakan ulang tahun Komunitas Jendela ke-2. Barangkali, tak ada hal lain yang lebih membahagiakan bagi kami selain berbagi untuk anak-anak Indonesia. Maka, pada hari yang berbahagia ini, kami dari Komunitas Jendela Jakarta berbagi keceriaan bersama anak-anak Manggarai selama sehari penuh.

Sejak jam 8 pagi, kakak-kakak relawan mulai berdatangan ke perpus kami di Manggarai. Di sana, anak-anak sudah menunggu dengan sangat antusias. Barangkali, hari ini menjadi hari yang berbahagia pula untuk mereka, sama seperti kami. Ahh… melihat senyum anak-anak di pagi ini membuat kami bergegas mempersiapkan segala keperluan acara. Kami tak ingin ketidaksempurnaan acara mengurangi sempurnanya keceriaan anak-anak hari ini.

Maka… kami pun mulai berbagi tugas. Ada yang pergi ke rumah pak Lambang mengambil kaos untuk dibagikan pada anak-anak, ada pula yang mempersiapkan susu dan snack untuk konsumsi peserta acara. Di lapangan, kakak-kakak dari tim perkap mempersiapkan terpal serta sound untuk memperlancar jalannya acara. Pukul 9.00, lapangan sudah dipenuhi anak-anak. Sebagian besar sudah mendaftar sebagai peserta lomba, sebagian lagi adalah para peserta baru yang ingin ikut jadi peserta. Betapa senang melihat antusiasme anak-anak mengikuti acara ini. Mereka bahkan rela antri saat registrasi.

Sekitar pukul 10.00, acara mulai dibuka oleh kak Nanang sebagai MC. Sesuai agenda yang telah disusun oleh panitia, acara dimulai dengan games berkelompok ‘Balap Bola’. Sekitar 90 anak dibagi ke dalam enam kelompok, yang masing-masing mendapat pralon bertali dan satu buah bola pingpong. Masing-masing kelompok dipandu oleh kakak relawan Jendela. Tugas masing-masing kelompok adalah memindahkan bola dengan pralon, dari garis start, lalu memasukkannya ke dalam sebuah ember kecil yang ada di garis finish. Tantangan dari permainan ini adalah anak-anak harus memindahkan bola pingpong melewati pralon, namun mereka tidak boleh menyentuh pralon itu dengan tangan. Senyum dan tawa terus menghiasi anak-anak sepanjang permainan.

 

Suasana saat games 'Balap Bola'
Suasana saat games ‘Balap Bola’

 

Selesai games, acara dilanjutkan dengan story telling. Kali ini, kak Prie membacakan dongeng berjudul ‘Membaca untuk Dunia’, yang sengaja ditulis dengan judul yang sama dengan tema acara. Meski saat main games anak-anak sangat aktif bergerak, ternyata mereka bisa duduk diam mendengarkan dongeng yang dibacakan hingga selesai. Wah… kak Prie makin semangat bercerita melihat wajah anak-anak yang diam menyimak. Dan…Agar pesan dari dongeng yang dibacakan bisa sampai ke anak-anak, selesai story telling anak-anak kembali ke kelompok masing-masing untuk diskusi interaktif dengan kakak-kakak relawan.

Hari sudah siang… cuaca pun semakin panas. Namun, semangat dan keceriaan anak-anak masih terus melekat di tiap senyum mereka. Sekitar pukul 11.00, acara dilanjutkan dengan latihan menggambar. Kali ini, anak-anak dilatih menggambar ‘orang yang sedang membaca buku’ oleh kak Andri dari Komunitas Indonesia Scetcher. Wah… anak-anak pun mulai berebutan pensil dan kertas untuk latihan menggambar. Meski mengajar di tengah terik matahari, kak Andri mengajari teknik menggambar secara bertahap, dan dengan sabar menjawab setiap pertanyaan anak-anak.

Kak Andri lagi ngajarin anak2 menggambar
Kak Andri lagi ngajarin anak2 menggambar

Menjelang waktu istirahat, anak-anak dibagi ke dalam kelompok lomba. Anak-anak yang akan ikut lomba story telling tetap tinggal di lapangan. Sementara itu, anak-anak yang ikut lomba menggambar dipimpin kak Fajar menuju perpustakaan, dan lomba mewarnai dipimpin kak Ofi ke rumah pak RT. Saat waktu istirahat tiba, anak-anak dibagi makan siang… lalu makan bersama-sama.

Tepat pukul 1.00 siang, rangkaian lomba serentak dimulai. Kakak-kakak relawan saling berbagi tugas, mendampingi anak-anak di setiap bidang yang dilombakan. Sebagai juri lomba ada kak Prie dan kak Ratna untuk story telling, kak Andri dan kak Atik untuk lomba mewarnai, serta kak Fajar dan kak Yanti untuk lomba menggambar. Begitu bagus karya anak-anak membuat para juri kesulitan menentukan pemenangnya. Waahhh…siapa ya kira-kira pemenangnya?

Sebelum pengumuman pemenang lomba, ada sedikit hiburan untuk seluruh peserta acara. Beberapa adik asuh Komunitas Jendela Jakarta telah mempersiapkan beberapa penampilan yang sangat seru. Mereka berinisiatif membuat gerakan tarian dan berlatih sendiri. Yang paling mengesankan adalah penampilan kelompoknya Rahmat, Dadan, Salim dan Farid. Meski tak ada yang mengajari, empat anak yang masih kelas 1 SD ini bisa menari dengan sangat lincah. Mereka membawakan tarian Gangnam Style yang telah dimodifikasi dengan beberapa gerakan tarian lain. Rahmat bahkan sempat menampilkan tarian breakdance yang sangat atraktif. Hiburan dari adik-adik asuh kami ini ditutup dengan pembacaan puisi oleh Yuni dan Regi. Wow… anak-anak ini benar-benar luar biasa!

Penampilan Adik-adik Asuh Jendela Jakarta
Penampilan Adik-adik Asuh Jendela Jakarta

Hiburan ditutup dengan penampilan kakak-kakak relawan yang menyanyikan lagu Laskar Pelangi, serta medley tiga lagu anak-anak Becak – Naik Delman – Burung Kakak Tua, dengan diiringi gitar yang dimainkan kak Deni. Yahh…Meski suara kami pas-pasan, tapi kami cukup puas bisa mengajak anak-anak ikut bernyanyi bersama kami dengan penuh semangat…hehehe.

Best Perfomance!
Best Perfomance!

Pukul empat sore, acara yang ditunggu-tunggu seluruh peserta pun tiba. Wajah-wajah penuh harap menunggu kak Nanang mengumumkan pemenang lomba. Sebagai pembuka, kak Nanang terlebih dahulu mengumumkan best performance dari seluruh peserta yang tampil memberikan hiburan. Penilaian best performance ini berdasarkan jumlah tepuk tangan dari para penonton. Dan…. penonton memilih…. kelompok penari gangnam style…hahaha. Tawa riang dan sorak-sorai pun pecah saat Rahmat, Dadan, Salim dan Farid maju ke depan menerima hadiah dari kak Ofi, koordinator sie acara.

Pengumuman selanjutnya adalah untuk lomba mewarnai. Juara 3 dimenangkan oleh Zahro, juara 2 oleh Anggi, dan juara 1 dimenangkan oleh Inta.  Sementara itu untuk lomba Menggambar, sebagai juara 3 adalah Sari,  juara 2 Nilna dan juara 1 diraih oleh Sandi. Untuk lomba story telling, juara 3 diraih Ocha, juara 2 diraih Delvi, dan sebagai juara 1 adalah Yuni. Kakak-kakak Jendelist Jakarta sangat senang, karena dua adik asuh kami, yaitu Sandi dan Yuni, bisa meraih juara 1 di dua cabang lomba yang berbeda.      Sebagai penutup rangkaian acara adalah peresmian perpustakaan Komunitas Jendela Jakarta. Acara peresmian diawali dengan sambutan dari kak Prie, koordinator Komunitas Jendela Jakarta. Dalam kesempatan ini, kak Prie sekaligus memperkenalkan seluruh relawan Jendela Jakarta satu per satu, termasuk Koordinator pertama Komunitas Jendela Jogja yaitu kak Topan. “Dalam usia komunitas Jendela yang masih sangat muda ini, semoga kami bisa terus berbagi dan memberi manfaat pada anak-anak Indonesia, khususnya anak-anak di Manggarai…” demikian harapan yang disampaikan kak Prie dalam sambutannya. Selanjutnya, pak Hari selaku ketua RT 08 Manggarai Utara VI memberikan sambutannya. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran Komunitas Jendela di Manggarai. Beliau juga menunjukkan dukungan penuh bagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di perpustakaan kami di Manggarai. Selanjutnya sebagai simbolisasi bahwa perpustakaan ini adalah untuk warga Manggarai, kak Prie mewakili Komunitas Jendela memberikan kunci perpustakaan kepada pak RT.

Acara ditutup dengan pembacaan doa dan pemotongan tumpeng. Lagi-lagi, potongan tumpeng pertama kami serahkan untuk pak RT. Ini adalah bentuk rasa terima kasih kami atas dukungan yang telah diberikan oleh pak RT dan bu RT kepada kami, sehingga komunitas Jendela Jakarta dapat beraktivitas dengan lancar di Manggarai.

Ada satu lagi ucapan terima kasih yang tidak boleh kami lewatkan…. yaitu terima kasih kami kepada pak Lambang. Tanpa kehadiran pak Lambang, barangkali mimpi komunitas Jendela mendirikan perpus di Jakarta hanya akan berhenti di angan-angan. Pak Lambang telah membantu kami mewujudkan mimpi ini menjadi kenyataan. Terima kasih pak…. semoga langkah kecil ini menjadi kontribusi yang berarti bagi anak-anak Indonesia.

Meski acara hari ini telah ditutup, namun keceriaan di Manggarai belum usai. Kami akan terus hadir setiap minggu untuk menghidupkan perpustakaan, menemani adik-adik belajar, dan yang paling penting mengajak mereka mencintai buku. Karena kami percaya… buku adalah jendela dunia. Lewat buku, anak-anak bisa melihat dunia lebih luas, lebih bebas. Lewat buku, anak-anak bisa merangkai mimpi mereka lebih tinggi, lebih berani. Karena mimpi juga milik mereka yang hidup dalam kesederhanaan. Mari membaca… mari berani menggenggam dunia!

Indahnya Kebersamaan... :)
Indahnya Kebersamaan… 🙂

(Post By Prihatiningsih)

1 tanggapan pada “Membaca untuk Dunia”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *