Nonton Bareng “Sokola Rimba” di Taman Ismai Marzuki, Jakarta
Sejak siang, Jakarta diguyur hujan deras pada minggu, 1 Desember lalu. Kami sudah merencanakan untuk nonton bareng “Sokola Rimba” karya salah satu sutradara ternama Indonesia, Riri Riza. Film ini diangkat dari perjuangan hidup Butet Manurung, saat sarjana ini mengabdikan sebagian hidupnya untuk mengajarkan anak-anak rimba di pedalaman hutan daerah Jambi, Sumatera, agar mereka bisa membaca dan menulis.
Kami, 3 anak Jendela serta 7 kakak Jendelist berencana nonton bareng di bioskop XXI Taman Ismail Marzuki, jl. Cikini Raya no.73, Jakarta pusat mengambil jadwal jam 16.45. Anak-anak Jendela diantar dari markas Jendela di Manggarai, dan sebagian kakak yang lain sudah berkumpul di TIM sejak jam 16.00.
Untunglah, sore itu hujan sudah reda, langit yang malu-malu menampakkan semburat jingga matahari sore dengan semilir aroma tanah basah peninggalan sang hujan. Kami membeli beberapa popcorn untuk cemilan anak-anak Jendela dan tak lupa ada sedikit makanan kecil yang dibeli dari luar di tas kakak-kakak untuk mereka, hhee.. Jam 16.35 kami memasuki teater 3, kami lupa duduk di kursi nomor berapa, yang pasti di tengah-tengah ya..
Filmnya mengalir sangat menarik. Perbincangan dalam film yang menggunakan bahasa suku anak dalam Jambi dengan teks terjemahan di bawahnya, membuat kami ikut mempelajari bahasanya yang unik. Bagian yang mengharukan menurut kami yaitu saat kak Butet, yang diperankan oleh kakak cantik Prisia Nasution, duduk melihat ke luar bis sambil menangis menyaksikan anak-anak muridnya dari suku anak dalam yang berlarian mengejarnya saat bis tersebut baru berangkat dari terminal di kota terdekat untuk perjalanannya menuju Jakarta. adegan yang lucu, saat salah satu suku anak yang salah berkali-kali salah saat belajar berhitung. Tetapi itu tak mengurangi semangat belajarnya sampai akhirnya dia tidak tertipu saat menjawab pertanyaan berhitung jebakan dari teman-temannya dan kak Butet.
90 menit durasi film tidak terasa. Jam 18.15 film pun usai dibarengi dengan senyum puas sambil anak-anak Jendela bercerita tentang bagian-bagian yang menarik dari Sokola Rimba. Setelah itu, kami sholat maghrib bersama di mushola basement TIM. Jam 19.00 kami memutuskan untuk pulang dan kakak Jendelist mengantarkan dahulu anak-anak Jendela ke rumahnya masing-masing dekat markas kami di Manggarai sebelum pulang ke rumah masing-masing. Ketika sampai di depan rumah mereka, oh ternyata lingkungan sekitarnya sedang mati lampu hihihi… Kami berharap, semoga akan selalu ada penerus kakak Butet untuk membantu untuk membaca dan menulis bagi anak-anak dari suku-suku pedalaman berbagai pulau di negeri kita yang tercinta ini, Indonesia.
By: Andi Perdana ;
Publish by: P.D