Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta
10 Juni 2013
Salam KomJen!. Berawal dari rasa rindu untuk bermain dan belajar bersama yang dirasakan oleh Jendelist Jogja kepada sahabat-sahabat cilik di Shelter Merapi maka, pada hari Minggu tanggal 16 Juni 2013 Jendelist Jogja berkunjung ke kawasan hunian tetap di Desa Kaliadem. Kawasan hunian tetap tersebut merupakan rumah baru bagi sahabat-sahabat cilik yang dulunya tinggal di kawasan hunian sementara (huntara) Shelter Merapi Gondang 1. Tujuan para Jendelist tidak lain adalah untuk melepas rasa rindu alias nostalgia dengan sahabat-sahabat cilik yang ada di sana. Dua belas orang Jendelist Jogja (Wawan, Sela, Puput, Citra, Mentari, Bayu, Yosi, Annisa, Nita, Andi, Rusda, dan Citra Iqliyah) berangkat dari Kampus UII dengan mengendarai motor menuju kawasan hunian tetap pada pukul 09.00. Sekitar pukul 10.00 para Jendelist sampai di kawasan hunian tetap dan dimulailah kegiatan Jendela Jogja bersama sahabat-sahabat cilik Shelter Merapi pada hari itu.
Ketika memasuki kawasan hunian tetap (huntap) Jendelist suasana lengang, tidak banyak warga huntap yang berada di luar rumah. Para Jendelist kemudian berjalan kaki menyusuri jalanan di antara huntap tersebut dengan maksud mendatangi rumah sahabat-sahabat cilik disana. Tidak berapa lama berjalan, tampaklah beberapa anak laki-laki dan perempuan tampak sedang berkerumun di depan rumah. Mereka melihat para Jendelist berjalan mendekat, salah seorang anak perempuan kemudian berteriak, “Mbak Sela!”. Adegan temu kangen pun dimulai, para Jendelist merasa terharu karena sahabat-sahabat cilik Merapi sudah tumbuh besar dan sehat.
Hampir tiga tahun telah berlalu sejak para Jendelist melakukan pendampingan anak-anak korban erupsi Gunung Merapi. Namun para jendelist masih ingat dengan jelas anak-anak yang telah menjadi sahabat cilik mereka. Gedung Serbaguna di bagian tengah kompleks huntap pun dipilih untuk menjadi tempat temu kangen pada hari Minggu yang bisa dibilang cerah dan cenderung panas tersebut. Ada sekitar 10 orang sahabat cilik yang terdiri dari anak-anak perempuan dan laki-laki yang berumur sekitar 3-11 tahun, berkumpul bersama para Jendelist di dalam gedung serbaguna. Sementara itu di luar gedung ada beberapa anak yang berlari-larian dan asik bermain.
Untuk menyegarkan ingatan para sahabat cilik tentang komunitas Jendela, maka satu persatu Jendelist memperkenalkan diri. Jendelist juga memancing para sahabat cilik untuk mengingat berbagai kegiatan yang dulu pernah dilakukan bersama komunitas Jendela Jogja. Kenangan dengan komunitas Jendela sepertinya sangat berkesan bagi para sahabat cilik, karena mereka masih mengingat pernah berjalan-jalan ke Museum Dirgantara, Kebun Binatang Gembira Loka, dan kegiatan membaca buku bersama para Jendelist.
Setelah banyak mengobrol tentang memori masa lalu, Wawan yang merupakan Ketua Komunitas Jendela Jogja sekaligus ketua rombongan kunjungan hari itu memberitahukan kepada para sahabat cilik bahwa pada hari itu mereka akan bersama-sama melakukan kegiatan berkebun. Sahabat sangat gembira dan antusias, salah seorang sahabat cilik yang bernama Fika mengajak Jendelist dan sahabat cilik lainnya untuk pergi ke rumahnya dan mulai berkebun. Ketika rombongan sampai di rumah Fika, Fika langsung mengambil cetok dan mulai menggali tanah di halaman rumahnya untuk menanam bibit pohon cabai. Bibit pohon cabai tersebut telah dipersiapkan oleh para Jendelist untuk dibagi-bagikan dan ditanam oleh para sahabat cilik di rumahnya masing-masing. Adat dua jenis bibit pohon cabai yang telah disiapkan oleh para Jendelist yakni, bibit pohon cabai merah keriting dan cabai rawit. Masing-masing sahabat cilik yang mau menanam pohon cabai di halaman rumahnya akan diberi 3-4 bibit. Maka, para Jendelist pun berpencar untuk menemani para sahabat cilik berkebun.
Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 ketika kegiatan berkebun bersama selesai. Semua bibit cabai yang dibawa oleh para Jendelist sudah ditanam halaman rumah para sahabat cilik Merapi. Atas usulan Mike, Semi, Rika, dan beberapa sahabat cilik lainnya, para Jendelist setuju untuk berjalan ke sebuah tempat yang oleh para sahabat cilik disebut dengan TP. Para Jendelist sempat bingung dan bertanya-tanya, “Apa itu TP?”. Ternyata, TP itu adalah singkatan dari Tumpukan Pasir, para jendelist pun penasaran seperti apa bentuk tumpukan pasir yang disebut-sebut oleh para sahabat cilik. Rombongan jendelist dan sahabat cilik kemudian berjalan kaki ke arah utara kompleks huntap. Setelah berjalan kaki selama sekitar 10 menit, sampailah rombongan ke sebuah bukit kecil setinggi kurang lebih 10 meter di sisi kiri jalan. Bukit itulah yang dinamai “TP”, Timbunan Pasir, oleh sahabat cilik karena memang terbentuk dari timbunan pasir. Rombongan kemudian mulai mendaki bukit kecil tersebut dan terkesima dengan pemandangan yang ada di depan mata. Dari atas bukit atau TP tersebut tampaklah seluruh kompleks huntap yang menghampar di bawahnya. Tidak hanya itu, di kejauhan terlihat pula kompleks rumah-rumah di sepanjang jalan kaliurang yang tampak seperti tumpukan balok kecil berwarna-warni. Pantas saja para sahabat cilik sedari tadi ngotot untuk mengajak para Jendelist untuk pergi mengunjungi TP. Mereka ingin para Jendelist menikmati pemandangan indah tersebut.
Setelah puas menikmati pemandangan dari atas TP dan tidak lupa melakukan foto bersama, rombongan pun kembali ke gedung serbaguna. Sambil beristirahat, para Jendelist tidak lupa membagi-bagikan majalah anak untuk dibaca bersama para sahabat cilik. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang lewat, para Jendelist telah menyiapkan cemilan untuk dimakan bersama-sama dengan para sahabat cilik. Setelah para sahabat cilik dan para Jendelist selesai makan, minum dan beristirahat maka para jendelist pun berpamitan.
Usai sudah nostalgia para jendelist dengan para sahabat cilik Merapi. Meskipun kunjungan ke huntap pada hari itu tidak terlalu lama, namun telah cukup mengobati rasa rindu yang dirasakan para Jendelist kepada para sahabat cilik Merapi. Selain itu, para sahabat cilik juga mendapatkan keceriaan karena bertemu dengan kakak-kakak jendelist yang telah lama tidak mereka temui. Tidak lupa para Jendelist berpesan kepada para sahabat cilik Merapi agar selalu semangat, ceria dan rajin belajar. Harapan untuk datang berkunjung ke huntap dan berjumpa dengan para sahabat cilik Merapi akan selalu ada di hati para Jendelist Jogja.
-Citra, Jendelist Jogja-