Lompat ke konten

PDKT dengan Ibu-Ibu di Turgo

Hai,.hai jendelis,.duh judul diatas kok serem amat yah, PDKT ma ibu-ibu?di Turgo lagi, mana ya itu?wah moga-moga kalian penasaran,.begini critanya,..jreng,..jreng,..

Hari Minggu, 6 oktober 2013 jendelist  Jogja dapat undangan dari Ibu-ibu di Turgo di mana Taman Bacaan Turgo didirikan. Undangannya gak macem-macem loh.., pengajian temen2. Beberapa hari sebelum Hari H , jendelist jogja Sela dapat kabar dari Ibu Haryanti  bahwa hari minggu ada pengajian dan temen-temen komunitas jendela dimohon kehadirannya di Turgo. Oh ya sedikit menjelaskan bahwa Turgo ntu adalah sebuah desa yang terletak di sebelah Barat Gunung Merapi. Kira-kira kalau dari kota Jogja ditempuh sekitar 45 menit (lumayaannn).

Minggu siang kita janjian kumpul jam 2 WIB untuk persiapan pengajian, temen-temen yang datang ada Sela, Puput, Andi, Rofik, Angga-jendelist baru, n temennya si Inu n pastinya aku (Heri). Kita kumpul di depan kampus UII Atas (Jalan Kaliurang). Aku, Angga, Inu sudah datang duluan n  nunggu temen2 yang lain datang. Sambil nunggu nggak enak klo nggak nyemil dulu ta, nyemil cilok n es dawet, mantafff. Selang beberapa menit datang  Sela, Puput, n Andi. Kami pun mulai ngidupin motor dan jalan menuju Turgo tempat pengajian di adakan.

Sesampainya di Turgo kami berhenti sejenak di Masjid deket Taman Bacaan Turgo. Di masjid, Rofik sudah menunggu dengan dandanan yang “necis” (udah kayak Pak RT, hehehe). Aku agak bingung sampai di masjid, dan bertanya-tanya dalam hati “katanya pengajian, tapi masjid kok sepi?” akupun tanya Sela yang di kasih kabar ma Ibu Haryanti. Oh ternyata pengajiannya di rumah warga. Kami pun bergegas ke rumah warga yang menjadi tempat pengajian. Sesampainya di rumah warga tersebut, akupun tambah bingung n curiga.  Bener sodara-sodara, ternyata pengajian yang dimaksud ntu pengajian rutin Ibu-ibu warga Turgo. Hadew, kami yang laki-lakipun jadi kikuk n malu-malu karena yang datang Ibu-ibu semua (sela,..sela,…kena,..lagi,…hemmmmr,..hehehe)

Acara pengajian pun dimulai yaitu berkenalan dengan Ibu-Ibu Turgo. Kami  satu persatu memperkenalkan diri dengan gaya kami masing-masing (mau tahu? Baca trus crita2 kami ya). Setelah memperkenalkan diri tidak lupa kami mengenalkan tentang “Apa itu Komunitas Jendela?”. Nah pada kesempatan sore itu si Rofik yang menjadi Juru bicaranya. Dengan bahasa ala Rofik, bahasa campuran (bahasa jawa ngoko, bahasa jawa halus, n tentunya bahasa Indonesia),dia mengenalkan Komunitas Jendela dengan panjang lebar…prog,..prog,..prog,.. J

Dalam pengajian tersebut ibu-ibu mengundang penceramah untuk memberikan siraman rohani. Sambil menunggu penceramahnya datang, salah satu perwakilan dari Komunitas Jendela diberikan penghormatan untuk membacakan ayat di Alquran. Jreng,..jreng untuk urusan ini kami menyerahkan pada Andi. Wah Andi pun dengan tenang mulai membacakan ayat Alquran untuk kita semua. Suaranya merdu loh teman-teman, bisa dicek,..cek,..cek.. Wah Andi sukses nih membacakan ayatnya, selamat ya Andi, mantafff,…

Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang, yaitu tentunya Pak Penceramah,.hehehe. Materi siraman rohani sore itu adalah tentang Idhul Adha. Apa yah isinya?tentunya berkaitan dengan keteladan Nabi Ibrahim dan anaknya..satu hal yang bisa saya petik dari khotbah sore itu bahwa kita harus ingat akan Tuhan dan menjalankan perintah-Nya, jadi kalo waktunya kita Sholat ya segera dikerjakan, jangan di ingat aja tetapi segera dilakukan jangan nunggu-nunggu,..nah begitulah siraman rohani sore hari ntu yang dingin, cos aq duduknya nggak di tikar, jadi agak kedinginan ma lantainya…hehehe

Setelah selesai mendapat siraman rohani dari Pak penceramah (maap gak tau namanya, cos lum sempet kenalan, hehehe) acara di lanjutkan dengan bincang-bincang. Dari apa yang diutarakan Rofik di depan, ternyata mendapat tanggapan dari Ibu-Ibu. Intinya adalah Taman Bacaan Turgo sudah mulai dimanfaatkan oleh warga Turgo, hal tersebut bisa dilihat dari daftar yang mengunjungi n meminjam buku di taman bacaan Turgo. Anak-anak pun sudah mulai datang ke Taman Bacaan Turgo untuk  membaca ataupun menggambar. Mendengar cerita dari Ibu-ibu di Turgo hati kamipun berbunga-bunga sodara-sodara,. Ternyata apa yang dikerjakan ada hasilnya, walaupun masih jauh dari target yang kami tentukan. Wekekekek,..Ibu-Ibu pengajian yang di Turgo pun berpesan kepada kami, bahwa apa yang dilakukan tidak hanya terbatas pada mereka saja tetapi harus mencakup semua, termasuk warga yang non muslim.. Taman bacaan turgo harus bisa digunakan oleh semua kalangan dan lapisan masyarakat. Kami pun mencatat baik-baik pesan ibu-ibu pengajian Turgo.

Haripun tak terasa semakin larut dan sudah gelap, kamipun pamitan kepada Ibu-Ibu pengajian untuk  pulang. Sebelum pulang kami sempatkan untuk mampir melihat kondisi Taman Bacaan Turgo. Bener sodara-sodara, kami masuk melihat buku yang ada di rak , kemudian papan tulis, taman bacaan Turgo memang sudah dimanfaatkan….yeyeyelalala,… Semoga dengan hal ini bisa membawa suntikan semangat buat kita untuk berbagi. Setelah puas mampir, kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke kost n rumah masing-masing,.. to be continued,….

 

@heriCp

IMG_2714

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *