Lompat ke konten

Perjalananku ke Perpus Jendela Jakarta di Manggarai

157068_582049841806732_546639292_n

Hai, perkenalkan namaku Heri-Jendelis Jogja, usiaku sudah  seperempat abad lamanya (gak penting ya J).  Bulan Maret ini aku dapat kesempatan untuk sejenak jalan-jalan di tengah aktivitas dan tuntutan kuliah serta kerja yang padat. Ada undangan pernikahan temen di Bogor tanggal 9 Maret 2013. Melihat akan pergi ke Bogor tercetus keinginan untuk bisa singgah sejenak di perpus temen-temen Jendela Jakarta yang ada di deket Stasiun Manggarai. Dan bisa Sodara-sodara,.. J

Hari yang dinantipun tiba, setelah rangkaian acara pernikahan teman selesai aku segera bergegas meluncur ke perpus Jendela Jakarta di daerah Manggarai. Perjalananku pun dimulai dari Stasiun Bojong Gede, Bogor.  Dalam perjalanan menggunakan kereta commuter line, akupun kontak-kontakkan dengan jendelis jakarta seperti Nanang, Yanti, dan Andi.  Nanang pun menanti aku di Stasiun Manggarai untuk berangkat bersama menuju perpusnya. Tak kurang satu jam sekitar pukul 11.00 WIB, akupun sampai dan bertemu dengan Nanang.  Kamipun segera berjalan menuju perpus Jendela yang jaraknya hanya 200 an meter dari stasiun.

Langkah kakiku terhenti ketika melihat sebuah bangunan  rumah kayu sederhana yang terdapat spanduk “Perpustakan-Manggarai Komunitas Jendela”.  Bangunan rumah kayu sederhana itu memang bisa dikatakan seperti warung “burjo” dengan satu pintu dan jendela (maap ya kakak Jakarta 😀 ). Di depan perpus, sudah ada beberapa anak yang sepertinya memang menunggu kehadiran kakak-kakak Jendela.  Kamipun menghampirinya dan mengobrol-ngobrol dengan anak tersebut. Nanang meminta kunci perpus kepada salah satu warga yang ikut menjaga perpus tersebut. “ Jreenngg,…” pintu perpus terbuka dan aku hanya bisa bilang  “wowww,…keren2”. Ruangan perpus yang berukuran 3 x 4 meter  didalamnya terdapat beberapa rak buku yang sudah terisi berbagai macam buku, dua papan tulis, hiasan-hiasan boneka, peralatan tulis, kipas angin, dan beberapa buah meja lipat. Ketika pintu dan jendela terbuka, anak-anak yang melihat kedatangan kakak Jendelanya pun berdatangan. Binar mata  dan senyuman ceria dari anak  memperlihatkan antusias anak-anak untuk datang ke perpus Jendela.

734231_582059058472477_148133522_n

Kegiatan hari Minggu lebih mengarah pada  kegiatan bermain dan mengolah daya kreasi anak-anak, seperti menggambar, membaca buku, bermain, dan lainnya. Pada hari itu, anak-anak yang datang langsung mengambil meja tulis masing-masing, selembar kertas HVS, dan peralatan warna. Merekapun mulai berkreasi dengan gambarnya masing-masing.  Aku dan Nanang mencoba mendampingi mereka dengan mengobrol dengan mereka dan sesekali bercanda. Kesempatan yang langka ini aku pergunakan untuk melihat kondisi perpus Jendela Jakarta yang bisa jadi bekal cerita buat jendelis di Jogja. Kuperhatikan buku-buku, peralatan yang tersedia, dan lainnya. Dalam hatipun aku berujar, “Mantab perpus ini, walau kecil tapi isinya memadai untuk anak-anak Manggarai yang memang memerlukan perhatian”.

Haripun makin siang,  kakak Jendelis Jakarta satu persatu mulai berdatangan, seperti  Kak Andi, Yanti, Ophi, Ratna, mbak Prie dan kakak-kakak lainnya (maap aku lupa namanya, efek umur, hihihi ). Akupun berkenalan dengan kakak jendelis Jakarta dan ngobrol-ngobrol banyak tentang kegiatan yang dilakukan. Pada hari itu ternyata kakak-kakak yang datang sedang mengagendakan untuk  mempersiapkan acara buat kegiatan ultah jendela tepat tanggal 12 Maret nanti. Sekali lagi dalam hati aku bilang, “Wow, joss mantab ini”. Persiapan yang mereka lakukan diantaranya membuat alat permainan buat anak-anak, mempersiapkan anak untuk latihan nari, berlatih menyanyi , latihan menggambar (ini ma Kak Fajar, jago loh menggambarnya). Wah persiapannya banyak kali, pasti seru dan semoga lancar ya kakak Jendelis buat hari H nya. J.

Hari semakin sore, semangat anak-anak dan jendelis Jakartapun masih terjaga. Kegiatan anak-anak beralih pada bermain. Anak-anak Manggarai mengajak kakak-kakak Jendela untuk bermain bola di dekat  perpus dan akupun turut mengikuti mereka bermain. Selang beberapa menit aku kembali ke perpus untuk melihat keadaan perpus,  pandanganku mengarah ke seorang anak yang sedang asyik bermain boneka-bonekan. Anak tersebut kalau nggak salah namanya Ikhsan (maap lagi kalo salah nama J). Dengan luwes anak itu memainkan boneka bak seperti dalang yang sedang bercerita. Wah keren juga anak ini, bisa bercerita dengan baik. Sesekali dia berdialog dengan bahasa Inggis dan bernyanyi dengan bahasa asing, “wow, pokoke” (logat jawanya keluar).  Sungguh perjalananku yang singkat di perpustakan Jendela di Manggarai telah membawa semangat dan inspirasi buatku.

 

429714_582059515139098_1271814781_n

Menjelang Magrib kegiatan kakak-kakak Jendela Jakarta berakhir. Sebelum  mengakhiri kegiatan pada hari itu, akupun menyempatkan diri untuk berfoto dengan kakak jendelis Jakarta.  Demikian cerita perjalanan singkatku ke Perpustakaan Komunitas Jendela di Manggarai.  Terimakasih atas pengalaman dan pelajaran singkat dari kakak-kakak jendelis Jakarta. Sukses selalu ya. Wassalam J

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *