Lompat ke konten

20130104_Diskusi-Buku-Pulang

 Judul : Pulang

Pengarang : Leila S Chudori

Halaman : 460

Penerbit : KPG (Keperpustakaan Populer Gramedia), 2012

 

Ada sebuah cerita ketika sejarah Indonesia menjadi bagian lembaran pahit bagi para korbannya. Dari tahun-tahun gelap masa orde baru, masa dimana pembantaian dan penahanan para eks-PKI dan simpatisannya bahkan keluarga mereka harus tinggal dalan ancaman selama 32 tahun masa kekuasaan sang presiden pada masa itu.

Hal tersebut yang mendasari novel karangan Leila S. chudori dengan judul “pulang”, novel yang dikarang 6 tahun sejak 2006 hingga akhirnya selesai dan tebit tahun 2012 mengambil kisah dalam penggalan sejarah bangsa Indonesia.

Cerita didalam buku ini bermula tahun 1968, Dimas Suryo seorang mantan wartawan yang telah dituduh menjadi simpatisan Komunis Indonesia lari dari Indonesia dan memutuskan untuk menetap di Paris, Perancis. Ketika dalam pelarian dengan kawan-kawannya dia bertemu dengan pendamping hatinya, Viviene Deveraoux. Setelah bertahan dan diombang-ambing ketidak-berdayaan melawan rezim Indonesia kala iu, lalu mereka memutuskan untuk membuka usaha restoran Indonesia sekaligus untuk melepas rindu kepada Indonesia negeri yang menyia-nyiakan mereka.

Sementara sebagian kecil lari ke luar negeri, para tahanan politik dan bahkan keluargannya mendapat perlakuan yang sangat tidak adil di Indonesia. Mereka mendapat stempel eks-Tapol yang menyebabkan mereka dianak-tirikan oleh pemerintah, dianggap penghianat dan bahkan keluarga mereka tidak dapat bekerja di jajaran pemerintah dan BUMN walaupun banyak dari mereka berotak cemerlang dan dapat membesarkan bangsa ini namun pemerintah seakan tutup mata dengan hal tersebut.

Hananto Prawiro, teman karib dan juga rakan kerja dari Dimas Suryo adalah seorang wartawan yang nasibnya tidak seberung Dimas dkk, yang berhasil keluar dari Indonesia, selama tiga tahun sejak tahun 1965 dia bersembunyi dari pemerintah yang kala itu membabat habis para simpatisan PKI. Dia tidak menyangka bahwa kedekatannya dengan sayap kiri saat sebelum peristiwa Gerakan 30 September 1965 dapat menjadi bencana bagi dirinya dan bahkan keluarganya. Pada tahun 1968 akhirnya dia tertangkap dan dieksekusi 3 tahun setelahnya.

Tiga puluh dua tahun setelah rezim tak terpatahkan, di tahun 1998 Lintang Suryo anak perempuan dari Dimas Suryo yang saat itu tengah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Sorbone Paris akhirnya menjejakan kaki di Indonesia tepat sebelum kerusuhan yang melengserkan Presiden. Dia ke Indonesia karena tugas akhir pendidikannya yang mewajibkannya untuk menyusuri langkah masa lalu tanah air yang tak pernah dia Indonesia sebelumnya, disiiniliah setiap keping dari penggalan sejarah panjang keluarga dan kerabat dari ayahnya mulai terungkap satu-persatu.

Bentuk intrik dan permasalahan yang disajikan pada novel ini sangat nyata, gambaran yang dihadirkan oleh penulis dalam setiap kata seakan membawa para pembaca untuk menonton sebuah film bahkan lebih nyata bermain dalam pikiran kita. Latar belakang cerita yang mengambil kejadian-kejadian politik di Indonesia dan Paris menjadi bumbu yang tak akan lepas dalam setiap kita membaca Novel ini.

By : Muhammad Irham

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *