“Horeee… hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga.” Mungkin kalimat gembira itu yang diteriakkan di dalam hati oleh anak2 shelter Gondang Merapi I jika kita dapat mendengarnya. Mereka memang telah lama menantikan untuk dapat piknik bersama, dan hari itu keinginan mereka terpenuhi. Anak-anak akhirnya bisa ke kebun binatang sebagai reward atas perjuangan mereka yang telah rajin mengikuti segala kegiatan Komunitas Jendela.
Minggu, 15 April 2012 Komunitas Jendela mengajak anak2 Merapi shelter Gondang I untuk piknik di kebun binatang Gembira Loka. Kegiatan berbagai workshop yang biasanya dilakukan maupun pendampingan untuk meningkatkan minat baca, hari itu ditiadakan. Seperti yang telah disepakati, tim panitia dari Komunitas Jendela sudah harus berkumpul jam 07.00 WIB di rumah salah satu pendiri komunitas ini (Ibu Suri Marisa).
Sebagian panitia menjemput anak-anak di shelter, sedangkan yang lainnya ( Wawan, Nofi, Mentari, Yanti, Bayu, dan Oka) langsung ke Gembira Loka untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Jendelist yang menjemput anak-anak ada Nanang, Uul, Heri, Rofik, Utha, Marta, dan Szasza. Sekitar pukul 08.00 tim panitia sampai di shelter Gondang Merapi I yang langsung disambut oleh wajah-wajah antusias anak-anak Merapi. Bahkan karena semangat yang menggebu-gebu, mereka pun terlihat tak sabar dan bertanya-tanya kepada panitia, “Kapan berangkat?” atau “mana bisnya?”
Sambil menunggu bus, anak-anak dikumpulkan untuk berbaris dan diberikan arahan oleh koordinator Komunitas Jendela (Nanang). Setelah cukup lama menunggu, bus yang berangkat dari Cangkringan akhirnya tiba juga. Karena telah mendapat izin dari orang tua anak-anak Merapi dan diawali dengan doa, maka perjalanan pun lancar. Di perjalanan anak-anak antusias, bahkan mereka membagi snack yang dibawa dari rumah kepada para Jendelist. Hehehe. Dalam perjalanan mereka menceritakan apa yang akan dilakukan saat di kebun binatang nantinya. “Aku akan bermain ATV,” atau “aku akan membeli kipas,” celoteh mereka antusias sekali. Ada 27 anak-anak Merapi yang ikut piknik, didampingi oleh beberapa pemandu di dalam bus.
Sekitar pukul 10.00 WIB rombongan tiba di kebun binatang Gembira Loka. Ketika turun dari bus, anak-anak langsung disambut oleh panitia yang sudah menunggu di parkiran tempat wisata untuk diberikan beberapa pengarahan. Bahkan sebelum turun dari bus, mereka dengan semangatnya memanggil-manggil para Jendelist sambill melambaikan tangan. Pertama kali masuk area kebun binatang, anak-anak disambut oleh badut, lalu mereka berebutan untuk bersalaman dan berfoto dengan badut itu.
Anak-anak shelter Gondang I Merapi, dibagi menjadi empat kelompok dengan menggunakan pita yang dipasang di lengan sebagai tanda pengenal. Pertama, Tim Merah dengan pendamping Nofi dan Szasza. Kedua, Tim Kuning bersama dengan Utha dan Mentari. Ketiga, Tim Hijau dipandu oleh Heri dan Yanti. Terakhir, Tim Biru yang didampingi oleh Citra dan Marta.
Sebagian anak-anak di Tim Merah ada yang mudah dipandu dan menurut pendamping, tetapi ada juga yang jalan lebih dulu. Beberapa anak sungguh-sungguh memperhatikan hewan-hewannya, menunjuk-nunjuk hewannya dengan semangat, dan bertanya ini itu pada pendamping, sedangkan sebagian lagi hanya sambil lalu, asal jalan. Untungnya mereka tidak berpencar jauh.
Anak-anak dari Tim Kuning ada Erna, Rahma, Lia, Semi, Adit, dan lain-lain. Mereka melihat banyak binatang, menyentuh ikan, mencatat profil binatang yang ditemui. Mereka sangat antusias ketika berinteraksi dengan reptil, kura-kura, serta ular. Saat itu tingkah anak-anak terlihat semakin lucu dan menyenangkan.
Tim Hijau merupakan kelompok pertama karena pesertanya adalah anak-anak kelas VI SD ke atas, sehingga mendapat kesempatan untuk berjalan pertama kali. Tugas yang diberikan untuk anak-anak di Tim Hijau adalah mencari lima jenis hewan pemakan daging dan lima hewan pemakan tumbuhan. Ketua kelompok Tim Hijau adalah Irfan yang berjalan paling depan di antara teman-temannya. Tempat pertama yang didatangi adalah kandang orang utan. Pada waktu sampai di taman reptil, ternyata salah satu Jendelist (Yanti) takut dengan reptil jenis tokek, sehingga ketika melintasi reptil itu Yanti melangkahkan kaki dengan cepat sambil menutup mata. (Hahaha, kami aja nggak takut, Mbak. Masa’ udah gede takut tokek!). Di tengah perjalanan melintasi wahana wisata, Tim Hijau bertemu dengan tim yang lainnya. Pemandu-pemandu yang lainnya heran dengan kelompok dari Tim Hijau karena tidak mengikuti rute yang benar. Hehehe. Waktu pun berjalan cepat, tanpa terasa satu jam telah berlalu. Dari awal kelompok hijau tidak mengikuti rute yang ada di dalam wahana, tiba-tiba seorang peserta yang bernama Gangsar berinisiatif mengajak teman-temannya dan pemandu untuk mengikuti arah rute yang sudah diberikan. Dia pun kemudian menjadi pemimpin perjalanan dan menjadi petunjuk arah. Tim Hijau pun akhirnya berjalan mengikuti rute yang sudah ditentukan.
Tim Biru terdiri dari delapan anak yaitu Fajar, Mike, Arum, dan lain-lain yang diketuai oleh Budi. Bukan Budi yang sering disebut-sebut di buku-buku Bahasa Indonesia, bukan pula Budi yang katanya Budeg Sedikit, tapi Budi anak kelas V SD yang tinggal di shelter Gondang I Merapi yang sedikit gendut dan menggemaskan. Pertama kali mengetahui bahwa Budi yang menjadi ketua, sempat terlintas pertanyaan, “Bisa bertanggung jawab ga ya dia?” dan juga “jangan-jangan dia yang paling nakal,” karena dari sikapnya yang banyak polah. Namun, ternyata sepanjang perjalanan dia terlihat begitu tanggung jawab. Ia selalu menghitung jumlah teman-temannya di tim, sudah lengkap atau belum, bahkan berani memarahi temannya yang selalu bersembunyi atau berpencar sendiri. Budi yang tegas membuat teman-temannya lebih mudah diatur. Di awal perjalanan, anak-anak tampak antusias dan serius karena memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dari pemandu yakni mencari tiga jenis hewan mamalia dan tiga hewan bertelur. Selidik punya selidik, mereka sangat antusias karena ingin segera cepat-cepat menyelesaikan tugasnya agar bisa leluasa main-main. Hahaha. Benar saja, setelah menyelesaikan tugasnya, mereka langsung berlari kesana kemari. Dari melihat gorilla (yang dibilang galau sama Citra) sampai melihat harimau (yang lagi-lagi dibilang galau sama Citra), dari foto-foto, ingin gendong ular, sampai ada juga yang sembunyi di belakang pemandu gara-gara takut ular. Semuanya menyenangkan sekaligus melelahkan, hehehe. Tetapi demi melihat anak-anak yang sangat gembira, kami pun tetap bersemangat.
Pukul 12.00 semua kelompok harus berkumpul di tempat yang telah disepakati ( di dekat kandang gajah) untuk istirahat, sholat dzhuhur, dan makan siang. Selesai makan siang, anak-anak meminta naik bebek kayuh. Setiap satu bebek isinya satu pendamping dan dua peserta. Menurut salah satu pendamping Tim Kuning (Utha), saat paling seru adalah ketika bermain bebek, yang menjadikan rasa lelah benar-benar hilang. Rahma, peserta dari Tim Kuning yang awalnya lemas karena sakit pun terlihat membaik. Sementara di Tim Biru, anak-anak ingin maju mundur maju mundru terus agar lama sampainya. Hahaha. Alhasil, perahu pun sempat berputar-putar di tempat dan membuat salah satu pendamping (Marta) yang memegang kemudi menjadi panik sendiri. Tapi syukurlah akhirnya sampai dengan selamat. Hahaha. Sangat menyenangkan rasanya. J
Usai bermain bebek kayuh, kami pun pulang. Seperti di awal, sebagian panitia mendampingi anak-anak di bus untuk mengantarkan mereka pulang. Setelah piknik para panitia sepakat karaokean dan makan bersama.
Hari yang sangat melelahkan, tetapi sangat setimpal dengan kebahagian yang didapat. Dan… sepertinya kami menemukan sebuah keluarga baru. Demikian cerita singkat mengenai perjalanan selama piknik di kebun binatang Gembira Loka, semoga meninggalkan kesan manis di hati. Selamat belajar ya, Adik-adik. Tetap bermimpi untuk menjadi lebih baik dan gapailah mimpi itu. Semangat!!!
Stories written by Szazsa – Marta – Heri – Citra – Utha
Edited by Daryanti Septiyani
The greatness of a nation and its moral progress can be judged by the way its animals are treated
-Mahatma Gandhi-