“That’s a great day! Aku sangat senang hari itu, karena Tuhan memberiku ruang untuk belajar banyak disini.”
***
Sabtu malam sepulang dari nge-job, di jalan masih berpikir, “besok Minggu pagi agendaku apaan ya?” Aku mulai menembus dinginnya malam dengan pertanyaan yang sama, karena biasanya Minggu pagi aku hanya pergi jogging atau berenang. Lampu merah telah menyala dan pertanda bagiku untuk menghentikan sejenak laju perjalanan pulang. Sesekali aku mengecek handphone dan membuka tumpukan chat di WhatsApp, salah satunya di grup Jendela Jogja yang menawarkan kegiatan di Minggu pagi. Tak perlu berpikir lama, aku segera menuliskan namaku di daftar Jendelist untuk daerah Bantul. Setelah itu aku berkata pada diriku sendiri, “oke Galuh, besok akan ada agenda yang mengasyikkan. Semangat ya!”
Matahari mulai menampakkan sinarnya, pertanda sudah memasuki waktu pagi. Aku memulai Minggu pagiku dengan membersihkan kamarku yang telah usang. Setelah itu aku bersiap-siap untuk menemui teman-teman Jendelist Bantul yang menunggu di Masjid Agung Bantul. Sesampainya di Masjid Agung Bantul, aku mulai berkenalan dengan Mas Jati, Mas Septian, Mbak Erna, Mbak Irma, Mbak Ila dan Dewanti. Sangat menyenangkan bagiku ketika aku bertemu dengan orang-orang baru, karena aku dapat banyak bertukar pikiran dan pengalaman dengan mereka. Kami pun segera menuju Dusun Deresan, tempat dimana kami menemui anak-anak di basecamp. Aku tak merasa asing dengan jalan menuju basecamp, karena memang ini adalah jalan yang sering kulalui semasa SMA. Sesampainya di basecamp, aku bertanya-tanya mengapa suasana sangat sepi dan tidak seperti yang kubayangkan. Bayanganku, aku bakal disambut oleh adik-adik yang lucu-lucu gitu deh hehe. Alhasil, kita harus bersama-sama membujuk anak-anak untuk ikut main bareng. Berbagai cara dilakukan untuk menarik perhatian anak-anak, salah satunya dengan bermain ular tangga yang di bawa oleh Mbak Irma. Menurutku pancingan tersebut sangat efektif daripada kita berteriak dengan mengajak anak-anak untuk bergabung bersama.
Kami mulai mengeluarkan beberapa media untuk bermain bersama, seperti potongan cerita rakyat, gambar, dan crayon. Satu per satu anak-anak mulai mendatangi basecamp dan kami bermain bersama mereka.
Seru sekali bisa bermain bersama mereka karena ini merupakan pengalaman pertamaku untuk mengajar di dusun. Beberapa tingkah anak yang bandel sudah biasa bagiku karena aku sering menjumpainya di lingkunganku. Namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana kita dapat meng-handle mereka untuk tetap kondusif seperti teman-teman lainnya. Aku belajar banyak dari pengalaman pertama mengunjungi basecamp Bantul di Jendela Jogja, di antaranya adalah melatih kesabaran, harus cerdas dalam membaca situasi, menjaga ekspresi dan gesture dan bagaimana cara set planning untuk program yang kreatif. That’s a great day! Aku sangat senang hari itu, karena Tuhan memberiku ruang untuk belajar banyak disini. Terima kasih Jendela Jogja
Written by Ni Galuh Purwanti