Semudah air brush, seindah semangat kami pagi ini!
“Pakde!! Dino iki ngawe opo?” Itulah kata-kata yang terlontar dari adek-adek yang bersemangat menyambut kami. Belum motor kami parkirkan, mereka sudah memenuhi jalan masuk sanggar. Mereka harus menunggu sebentar karena sanggar terkunci. Begitu terbuka, mereka langsung masuk, dan duduk melingkar di lantai. Malah tidak bisa dibilang melingkar, karena semuanya maju untuk melihat apa sih yang akan mereka kerjakan hari ini.
Hari ini kami datang dengan membawa satu kegiatan baru yang memang benar-benar baru, bahkan bisa dibilang saya juga baru saja mengetahui, kalau kita bisa menerapkan mewarnai dengan airbrush hanya dengan sikat gigi bekas dan sisir. Waw! Seperti apa sih itu?
Awalnya kita menggambar di kertas yang ditumpuk dengan kertas lain, atau bisa juga kertas gambar dibagi dua, kemudian kita gambar satu sisinya, dan kita gunting dengan gunting atau cutter. kemudian kita tumpuk dengan satu sisi kertas yang masih bersih. Setelah itu kita menyiapkan cat air, sikat gigi, dan sisir. Caranya adalah mewarnai di lubang yang menumpuk pada kertas bersih dengan menggesekkan sikat gigi bekas yang sudah diberi cat air dengan sisir. sehingga akan muncul percikan-percikannya, terus ulangi hingga selesai. Terakhir, kita buka dan akan muncul gambar dengan warna ala air brush ini di halaman yang tadi masih bersih, yang tidak lubang.
Namun tampaknya kreativitas adek-adek ini mengalahkan kami yang mengajari mereka, banyak dari mereka yang kemudian mengambil daun, mengoleskannya dengan cat, dan menempelnya ke kertas , sehingga akan jelas tulang2 daunnya dan bentuk daunnya, juga warna-warni. lucu sekali.
Acara penjemuran pun dilaksanakan setelah semua selesai dengan karyanya masing-masing.
Oiya, kami juga kedatangan tamu dari komunitas peduli bencana yang ingin melihat kegiatan jendela pada hari itu. Senangnya jika lebih banyak yang peduli pada negeri ini. π
Sekitar pukul 2 kami turun dan menerjang hujan yang luar biasa lebatnya untuk sampai di rumah. Basah kuyup dehβ¦. Sampai jumpa minggu depan.
Lots of love,
Dania Lukitasari