Lompat ke konten

Stimulasi Kecerdasan Anak

Tumbuh kembang anak sangatlah perlu kita pantau. Agar optimal, kita sebagai orang tua perlu memberikan tiga kebutuhan pokok bagi anak, yaitu fisik biologis (gizi dan imunisasi), kasih sayang, dan stimulasi dini. Ketiga kebutuhan tersebut perlu kita beri sejak didalam kandungan. Sifat penuh kasih sayang dan ingin memelihara sang janin juga dapat menstimulasi tubuh ibu untuk memproduksi hormon yang dapat berguna bagi sang janin.

Stimulasi akan mempengaruhi pertumbuhan syaraf-syaraf yang penting untuk proses pembelajaran dan memori. Sebaiknya stimulasi dilakukan setiap kali ada kesempatan untuk berinteraksi dengan si buah hati, misalnya ketika menyusui, menyuapi, menggantikan popok, memandikan, menggendong, dan aktivitas-aktivitas bersama lainnya. Apabila stimulasi dilakukan secara terus-menerus dan bervariasi, diberikan dalam suasana penuh kasih sayang dan sambil bermain, syaraf-syaraf yang terbentuk akan semakin berlipatganda, bercabang, dan sirkuit yang terbentuk semakin kompleks, kuat, sehingga anak semakin cerdas.

Bagaimana sebenarnya perkembangan otak si kecil?

Rangkaian sel syaraf mulai semakin kompleks sejak usia 6 bulan di dalam kandungan. Semakin bervariasi rangsangan dan stimulasi yang kita berikan, maka semakin kompleks dan berkualitaslah rangkaian hubungan sel-sel syaraf tersebut. Semakin sering dan teratur rangsangan diberikan, maka semakin kuat hubungan antara sel-sel tersebut. Di kemudian hari, kecerdasan anak akan semakin tinggi dan bervariasi, sehingga mempunyai kecerdasan yang disebut kecerdasan multipel.

Apa sih prinsip dasar melakukan stimulasi?

Prinsip dasar dari melakukan stimulasi dini adalah dengan memberikan ransangan mendengar, melihat, merasakan, mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan dan membiasakan. Setiap perkataan, ucapan dan perilaku dari kita akan diingat dan ditiru oleh si anak, oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memberikan contoh. Stimulasi dini dapat diberikan sejak janin berusia 6 bulan. Seperti yang sudah sering diberitakan, menstimulasi janin dengan musik klasik dapat membantu perkembangan otaknya. Stimulasi lain dapat diberikan dengan mengajak berbicara, mengobrol, menyanyikan lagu, sambil mengelus-elus perut ibu.

Mengapa stimulasi dilakukan saat usia emas si kecil?

Kenapa stimulasi sebelum umur 3 tahun sangat penting? Karena pertumbuhan sel otak paling optimal adalah sejak usia 6 bulan sampai 3 tahun. Oleh karenanya, kualitas gizi dan rangsangan atau stimulasi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas otak anak para moms. Semakin dini, sering, bervariasi dan teratur rangsangan yang diterima oleh sang anak, maka akan semakin canggih dan kuat pula hubungan antar sel-sel di otak  kanan dan kiri.

Otak kiri terutama mengendalikan aktivitas yang bersifat  teratur, berurutan, rinci, sistematis, matematis. Pada sisi lain, otak kanan mengendalikan aktivitas yang bersifat berpikir luas, imajinasi, ide dan kreativitas, emosi, musik, spiritual, serta hal bersifat abstrak lainnya. Latihlah anak menggunakan tangan kanan dan tangan kiri setiap hari, bersamaan, sama seringnya, terutama sampai umur 3 tahun, agar pertumbuhan otak kanan dan kiri menjadi optimal dan seimbang.

Bagaimana cara menstimulasi kecerdasan si kecil?

Bayi 0 – 3 bulan dapat distimulasi dengan memberikan suasana lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan, berkomunikasi verbal dan non-verbal, benda-benda berbunyi atau warna warni, dan dirangsang untuk meraih dan memegang mainan. Umur 3 – 6 bulan dapat diajak bermain ‘cilukba’ dan dirangsang untuk tengkurap-telentang. Usia 6 – 9 bulan mulailah panggil namanya, bacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan. Umur 9 – 12 bulan biasanya bayi dapat menyebutkan mama-papa, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan. Usia 12 – 18 bulan berkreasilah dengan pensil warna, bentuk-bentuk, puzzle, latihlah berjalan tanpa berpegangan, menamakan benda, dan perintah sederhana. Umur 18 – 24 bulan nama benda dan kegiatan sehari-hari boleh mulai yang kompleks, seperti latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana – baju. Menginjak usia 3 tahun sang anak dapat diperkenalkan dengan warna, kata sifat, menyikat gigi, bermain boneka/masak, sampai buang air kecil/besar di toilet. Setelah umur 3 tahun mulailah persiapkan sang anak untuk menginjak sekolah dengan memperkenalkan cara menulis, mengeja, huruf dan angka, berhitung sederhana, sampai kemandirian.

Kecerdasan multipel terdiri atas beberapa macam kecerdasan, yaitu:

  • Kecerdasan berbahasa verbal: ajaklah berbicara, bacakan cerita, nyanyikan lagu anak-anak, dsb.
  • Kecerdasan logika-matematik: latihan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dsb.
  • Kecerdasan visual-spatial: latihan mengamati gambar, merangkai dan membongkar bangunan, puzzle, rumah-rumahan, merakit, dsb.
  • Kecerdasan gerak tubuh: latihan senam, menari, olahraga, atletik, permainan dsb.
  • Kecerdasan musical: mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, dsb.
  • Kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dsb.
  • Kecerdasan emosi intra-personal: menceritakan perasaan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang, dsb.
  • Kecerdasan naturalis: menanam dan memelihara tanaman, memelihara binatang, berkebun, wisata alam, dsb.

Perlu diingat bahwa semua stimulasi pembelajaran tersebut harus dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan. Ciptakan suasana hangat penuh kasih sayang, dan dibuat seperti permainan. Pola pengasuhan juga sebaiknya dilakukan dengan pola demokratik. Hal ini berarti, pengasuh harus memperhatikan isyarat si bayi, seperti minat, keinginan, kegemaran, dan pendapat. Janganlah memaksakan kehendak pada si kecil, biarkan dia mengeksplorasi yang dia minati. Ciptakan rasa aman dan nyaman, berilah contoh tanpa memaksa, berikan penghargaan atau pujian, berikan koreksi bukan ancaman/hukuman. Jangan banyak melarang atau membatasi ide-ide anak, kecuali bila membahayakan diri sendiri atau orang lain.

 

Sumber : http://iniyangbaru.com/stimulasi-kecerdasan-anak-di-masa-emas/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *