“We are not just building a library, we are building a future.” itulah tagline Komunitas Jendela yang baru saja dicetuskan. Mungkin kami memang naif, bagaimana bisa sebuah perpustakaan menentukan masa depan? Kami yakin itu bisa. Suatu hari di masa depan, kami ingin melihat anak-anak yang membaca di perpustakaan yang kami bangun dapat membantu mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Suatu hari nanti, besar harapan kami bahwa seseorang yang nantinya memegang peranan penting bagi kemajuan Indonesia bercerita seperti ini:
“Saya bisa menjadi seperti sekarang ini, menginspirasi banyak orang, merubah banyak hal di Indonesia karena sebuah pengalaman di masa kecil saya. Bertahun-tahun lalu, saya hanyalah seorang anak yang tinggal di wilayah Cangkringan, Sleman, DIY. Ketika itu, Merapi baru saja memuntahkan isinya, muntahan terbesar sejak beberapa dekade. Saya kehilangan rumah saya dan tempat bermain saya karena terjangan awan panas.
Saya tanya kepada anda, apa yang bisa diharapkan dari seorang anak yang tinggal di pengungsian? Masa depan apa yang menunggu bagi seorang anak yang kehilangan sama sekali minat belajarnya karena semua buku dan ijazah lamanya musnah terhapus awan panas?
Saat itu, saya bertemu dengan beberapa relawan yang “aneh” menurut saya. Di saat semua LSM dan organisasi lain hanya sibuk mengurusi kegiatan ekonomi, atau melatih kami di shelter untuk melarikan diri dari bencana di masa depan, relawan-relawan itu malah membangun perpustakaan untuk anak-anak di shelter.
Saya tak tertarik pada awalnya, siapa juga yang mau duduk diam dan membaca ketika kita bisa bermain sepeda dan layangan sepanjang hari? Namun lama kelamaan, saya mulai tertarik dengan semua permainan yang para relawan itu berikan, permainan yang baru belasan tahun kemudian saya ketahui sebagai permainan yang mendidik.
Dan disinilah saya sekarang, memegang sesuatu yang kalian sebut sebagai “kesukssesan”, entah dimana juga para relawan itu saat ini. Saya juga sudah lupa dengan nama organisasi mereka, namun peristiwa itu sungguh merubah seluruh hidup saya, hingga akhirnya saya terus menerus haus untuk belajar dan berusaha menjadi lebih baik setiap harinya. Saya saat ini sudah sadar, bahwa mereka tidaklah hanya membangun sebuah perpustakaan, namun mereka juga membangun masa depan.”
Ya, kami akan sangat senang sekali jika hal itu dapat terjadi, karena sebuah kejadian kecil saja dapat berdampak banyak bagi hidup seseorang, dan yang kami harapkan adalah semua kegiatan kami ini dapat berguna dan dapat membantu anak-anak di shelter untuk merajut masa depan mereka sendiri.
Tak perlulah kami diingat sebagai sebuah komunitas yang hebat, apalagi dipuja sebagai para pahlawan kesiangan. Yang kami butuhkan saat ini hanyalah sebuah senyuman dari seorang anak di shelter ketika kami datang dan mengajak mereka untuk membaca. Hidup memang sangat simpel, terutama jika kita tahu apa yang benar-benar kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
NB: Titip semangat juga untuk anggota Jendela yang sudah siap berangkat ke lokasi penempatan Indonesia Mengajar, dimanapun kalian berada, kalian tetap keluarga Jendela. Berbuatlah lebih besar daripada yang kami lakukan disini, kami percaya kalian bisa melakukannya.
NB 2: Kami ucapkan selamat juga untuk beberapa relawan kami yang akhirnya bisa mengembangkan sayap mereka dan meninggalkan Jogja, sungguh bekerja bersama kalian adalah suatu hal yang menyenangkan! Kalian juga adalah bagian keluarga besar Jendela, bukan begitu?
Taofan Firmanto Wijaya
saya optimis kalian bisa. maju terus jendela!!!
Fasilitas pendidikan di Desa kami ada PAUD pendidikan Anak Usia Dini , TK Taman kanak Kanak , TPQ Taman Pendidikan Al_quran dan Pondok Pesantren.